SAMPIT— Prestasi membanggakan pelajar di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) cukup dapat diapresiasi, sepertihalnya tiga orang pelajar MTsN 1 Kotim, Kalimantan Tengah (Kalteng), berhasil meraih juara pertama karya ilmiah tingkat nasional, dengan proyek pemanfaatan akar kayu laban sebagai pengobatan alternatif diabetes.
Perlombaan yang dikuti yakni National Science and Enggineering Competition (NSEC) 2020. Tiga pelajar MTsN 1 Kotim yakni; Hanuf Nurwiyanti, Nidauljannah, dan Selvizah Lailatul Jannah. Mereka berhasil memanfaatkan akar kayu laban sebagai pengobatan alternatif diabetes Suku Dayak Kalteng dengan mengangkat kearifan lokal.
Lewat penelitian yang mengangkat kearifan lokal itu prestasi yang telah diraih ketiga pelajar berjilbab ini tidak hanya berpengaruh besar terhadap citra sekolah. Namun, terhadap nama baik kabupaten dimana sekolah itu berada.
Prestasi ketiganya tidak hanya berhenti ditingkat nasional, sebab Oktober nanti mereka bertiga akan berlaga di ajang Internasional di Istanbul Turki, bersaing dengan perwakilan dari berbagai negara.
Hanuf Nurwiyanti selaku ketua tim mengatakan penelitian dilakukan kurang lebih selama satu bulan hingga akhirnya mereka dapat berlaga di tingkat nasional, hasilnya pun tidak sia-sia, mereka berhasil meraih gelar juara pertama.
Hanuf menceritakan kesulitan untuk penelitian dari karya ilmiah ini adalah mereka harus memulai semuanya dari awal, “kesulitannya itu terutamanya kami harus memulai meneliti dari awal sekali, karena belum ada yang meneliti,”ujarnya.
Kemudian menurutnya untuk mencari partisipan di awal - awal sedikit kesulitan sebab masih banyak yang tidak percaya dengan karya ilmiah hasil penelitian mereka bahwa ramuan akar kayu laban dapat mengobati diabetes atau kadar gula dalam darah.
“Dan mereka ada yang beranggapan takut terkontaminasi penyakit lain,”sebutnya.
Namun, mereka tetap gigih berusaha untuk meyakinkan partisipan agar dapat mencoba dan membuktikan bahwa ramuan itu benar-benar ampuh. “Kami juga memperlihatkan data kepada mereka untuk meningkatkan kepercayaan mereka,”terangnya.
Hasil pemeriksaan partisipan yang telah meminum ramuan akar kayu laban menunjukan angka yang menurun hingga 151 mg dari 221 mg.
Akar kayu laban (Vitex pinnat L) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai obat alternatif suku dayak Kalimantan. Keberadaannya masih dapat ditemukan di sekitar hutan Kota Sampit.
Akar kayu laban dijadikan sumber pengobatan yang secara turun temurun digunakan oleh masyarakat khususnya di Kalimantan Tengah untuk pengobatan alternatif diabetes.
Sementara itu guru pembimbing ketiganya, Tri Lisdiyaningsih mengatakan awalnya mengikuti lomba karena saran dari sekolah lain yang melakukan penelitian mengangkat potensi alam Kalimantan, sehingga dirinya bersama dua guru lainnya berunding dan disambut baik oleh para murid untuk melakukan penelitian kayu laban.
Terkait rencana ketiga murid untuk mengikuti lomba tingkat internasional Tri berharap dukungan dari pemerintah daerah untuk menyokong dana keberangkatan para murid didiknya, kurang lebih memerlukan dana Rp 26,5 kuta per anak untuk tiket pesawat dari Jakarta ke Turki.
“Sedang berupaya mencari responden sebanyak-banyaknya, kemudian masalah pendanaan karena kami biaya mandiri, sehingga kami juga sedang mencari donator untuk keberangkatan tersebut,”terangnya.
Tri menyebut pihaknya optimis hasil penelitian ketiga murid tersebut dapat membawa harum nama Kotim, namun diakuinya optimis saja tidak cukup tanpa adanya dukungan dana, sebab dana yang dibutuhkan cukup besar.
Kepala MTsN Kotim Djumali juga menyampaikan hal yang sama terkait besarnya dana yang diperlukan untuk berlaga di ajang Internasional, sehingga pihaknya mengajukan proposal kepada pemerintah daerah dan provinsi karena penelitian yang dilakukan ini mengangkat sumber daya alam (SDA)yang ada di Kalteng.
“Saya berharap pihak manapun baik pemerintah daerah ataupun pengusaha untuk ikut menyanda ng dana sampai ke Istanbul,” tuturnya.
Sebab menurutnya Kalteng, khususnya kabupaten ini perlu berbangga sebab ada putra atau putri daerah yang mampu meneliti SDA Kalimantan yang bermanfaat bagi masyarakat banyak terutama untuk pengobatan. (yn/soc/dc)