PANGKALAN LADA - Banjir akibat luapan sungai menerjang sejumlah titik di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Desa Pandu Senjaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Senin (2/3) malam. Akibatnya arus lalu lintas di jalur trans Kalimantan di wilayah itu alami kemacetan. Sebagian kendaraan tak berani melintas, pengemudi khawatir kendaraan mereka mogok saat menerobos genangan air.
Informasi yang dihimpun, ada tiga titik luapan sungai yang merendam jalur utama di desa tersebut. Lokasi luapan pertama di RT 21, jembatan di dekat kantor pos, dan sekitar jembatan Sungai Pinang di RT 22.
"Luapan sungai yang cukup parah terjadi di dekat kantor pos, kemudian di jembatan Sungai Pinang yang berada dekat dengan tempat tinggal Sekdes kami," ungkap Jumilan Kepala Desa Pandu Senjaya.
Menurutnya luapan sungai terjadi akibat hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut sejak petang hari. "Air mulai naik sekitar pukul 18.30 WIB, saat itu hujan sedang deras-derasnya," lanjutnya.
Untuk sementara akibat luapan itu, arus lalu lintas di jalan Trans Kalimantan menjadi tersendat. "Kendaraan bermotor banyak yang menepi, terutama sepeda motor. Mereka khawatir mogok jika nekat menerjang banjir" tambahnya.
Selain menggenangi jalan poros, luapan sungai juga merendam sejumlah rumah di sekitarnya. Bahkan rumah sekretaris desa tersebut ikut terendam air setinggi lutut.
"Untuk jumlah rumah yang terendam air, sementara ini belum bisa dipastikan, tapi diperkirakan mencapai puluhan atau bahkan bisa lebih. Ketinggian air yang menggenangi bervariasi, ada yang mulai dari lutut hingga sampai dada orang dewasa, salah satunya di rumah milik pak Narno yang berdekatan dengan kantor pos," terangnya.
Dengan kejadian ini, warganya membutuhkan bantuan evakuasi dan juga bantuan pangan, sementara ini sebagian warga berupaya membantu warga lain untuk evakuasi dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu banjri juga merendam belasan rumah di Desa Sungai Melawen, Kecamatan Pangkalan Lada. Air sungai meluap hingga menghalangi jalan. Kondisi ini dianggap warga cukup mendesak agar segera dilakukan normalisasi di sungai yang berada di desa tersebut.
Kepala Desa Sungai Melawen, Muhammad Andik terjun ke lokasi mengecek sejumlah rumah warga yang terendam banjir. Menurutnya jalan yang menjadi akses utama keluar masuknya warga ke jalan raya juga banjir sekira satu lutut orang dewasa. "Ini untuk yang kesekian kalinya, meski hanya air lewat tapi kasihan warga kami, ada belasan rumah yang terendam, apalagi kondisi malam begini," bebernya.
Belum diketahui secara rinci berapa jumlah rumah yang terendam, tetapi dari pantauan sementara, ada belasan rumah yang ketinggiannya juga beragam. Ada yang selutut orang dewasa ada juga yang sepinggang tergantung tinggi rendahnya tanah.
Menurutnya yang paling mendesak adalah normalisasi sungai. Semoga pemerintah Kabupaten segera respon persolan ini. Apalagi banjir sebelumnya Desa Sungai Melawen juga kehilangan salah satu fungsi jembatan yang juga menjadi akses vital warga. "Banjir sebelumnya satu jembatan sudah rusak dan tidak bisa dilalui, waktu itu sudah direspon dan dilakukan pengecekan oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah ) semoga bisa terealisasi untuk mendapat gantinya," katanya.
Selain itu, Andik juga mengajak masyarakatnya agar melebarkan drainase sehingga air bisa lancar. "Yang sangat penting memang normalisasi, karena semua air larinya ke sungai, kalau sungai tak mampu tetap saja banjir," pungkasnya.
Anggota DPRD Kobar Dapil, Pangkalan Lada, Muhammad Syamsuri prihatin atas musibah yang menimpa warga Melawen dan sekitarnya. Ia berharap Pemkab Kobar melalui instansi terkait agar segera responsif.
"Semoga banjir serupa tidak terulang kembali," harapnya sembari meminta kepada pemkab untuk dapat memberikan quick respon penangannya. Sekiranya dapat pakai anggaran dana tak terduga untuk penanganan musibah tersebut. (sla/sam/ign)