PALANGKA RAYA – Seorang mahasiswi perguruan tinggi di Palangka Raya, NI, nyaris kehilangan uang tunai Rp 10 juta. Penipu yang mengaku sebagai anggota polisi menghubunginya dan meminta uang tebusan sebagai syarat untuk membebaskan saudaranya yang ditahan, Minggu (20/3).
Saat NI mentransfer uang itu ke rekening pelaku, pihak bank memblokir rekeningnya. Sang penipu gagal mendapatkan uang tersebut. Meski demikian, Ni sempat tertipu setelah mengirimi pulsa sebesar Rp 300 ribu.
NI bersama sejumlah temannya kemudian melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Palangka Raya, Senin (21/3). Kepada petugas, NI menuturkan, ia mendapat telepon dari seseorang yang mengaku anggota Satresnarkoba Polres Palangka Raya. Pria itu mengatakan, keluarga NI ditangkap terkait kasus narkotika.
Penipu kemudian meminta sejumlah uang agar keluarganya bisa bebas dan tak dijerat hukum. Pelaku juga meminta pulsa sebesar Rp 300 ribu. NI yang khawatir, langsung memenuhi permintaan tersebut.
---------- SPLIT TEXT ----------
”Saya kemudian menghubungi keluarga yang dimaksud. Ternyata dia ada di rumah dan tidak ditangkap,” katanya.
Kasat Narkoba Polres Palangka Raya AKBP Winarko Kisworo menegaskan, anggota tidak pernah meminta imbalan berkaitan dengan kasus yang ditangani. Dalam setiap penanganan kasus, dilakukan secara transparan. Anggota dilarang meminta apa pun terhadap pelaku atau keluarganya.
Winarko meminta masyarakat tak mudah percaya begitu saja apabila ada orang yang mengaku anggota. ”Harus dicek terlebih dahulu untuk membuktikan kebenarannya. Polisi tidak diperkenankan melakukan permainan hukum, apalagi dibayar seperti itu,” katanya. (daq/ign)
