SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Rabu, 03 Juni 2020 10:02
Meski Harus Bayar Rp 100 Ribu, Warga ”Berebut” Program Kartu Prakerja
ANTUSIAS: Puluhan masyarakat mengantre mendaftarkan diri pada program kartu prakerja di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Jalan Taman Siswa I, Sampit, Selasa (2/6).(FAHRY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Sejumlah warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang terdampak Covid-19, berupaya agar bisa mendapatkan program pemerintah melalui kartu prakerja. Mereka rela ”berebut” program tersebut meski harus membayar uang pendaftaran sebesar Rp 100 ribu kepada lembaga yang menyediakan jasa pendaftaran sampai selesai.

Pantauan Radar Sampit, ada 70 warga yang ramai-ramai mendatangi Kantor Lembaga Pendidikan dan Pelatihan di Jalan Taman Siswa I, Kecamatan Baamang, Sampit, Selasa (2/6) pagi. Mereka tak keberatan merogoh kocek Rp 100 ribu kepada pembuka jasa pendaftaran kartu prakerja.

”Benar, kami ada membayar uang Rp 100 ribu. Tapi, bagi saya ini buka tarif, melainkan uang jasa yang kami berikan kepada mereka yang sudah membantu,” ucap Khoirul, warga yang mendaftarkan diri.

Dia menuturkan, masyarakat yang datang langsung ke Lembaga Pendidikan dan Pelatihan ini rata-rata tidak memiliki telepon pintar. Selain itu, tidak mengerti langkah-langkah mendaftar program kartu prakerja.

”Sebelumnya saya ada mendaftar di lokasi lain. Mereka di sana menyiapkan tempat saja, tapi tidak memberitahukan langkah-langkahnya seperti apa,” ujarnya.

Warga lainnya, Wahyudi, menuturkan, kartu prakerja merupakan alternatif bagi masyarakat yang hingga kini belum tersentuh bantuan dari pemerintah baik pusat, provinsi, maupun daerah.

”Sebenarnya uang Rp 100 ribu itu banyak. Tapi, apa boleh buat, karena saat ini saya sedang memerlukan uang lebih dari Rp 100 ribu. Makanya saya datang kemari untuk meminta bantuan kepada Lembaga ini,” ucapnya.

Eko Supriyanto, pemilik Gen Computer di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan tersebut membenarkan tarif Rp 100 ribu yang diminta oleh pihaknya kepada calon peserta kartu prakerja. Uang tersebut sebagai upah lelah mereka karena membantu masyarakat yang ingin mendaftar. Mereka meminta tanpa memaksa, melainkan melalui kesepakatan.

”Kalau memungut itu keterlaluan. Kami meminta uang Rp 100 ribu itu untuk upah lelah anak buah saya saja. Sebab, mereka membantu tidak tanggung-tanggung, tetapi sampai masyarakat itu mendapatkan uang hak mereka,” tegas Eko.

Kalau pun nanti masyarakat yang sudah membayar Rp 100 ribu, namun tidak terpilih sebagai peserta kartu prakerja, lanjutnya, uang Rp 100 yang sudah diberikan kepada lembaga akan dikembalikan kepada yang bersangkutan.

”Jadi, saya tidak pernah mengatakan uang Rp 100 ribu ini sebagai jaminan. Ini uang sebagai upah lelah karena sudah menyita waktu anak buah saya. Kalau masyarakat yang kami bantu ini berhasil, saya tidak ada meminta tarif apa-apa lagi. Malah mereka kebanyakan yang berhasil datang ke tempat saya memberi tanda terima kasih,” tandasnya. (sir/ign)

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers