SAMPIT – Beban pemerintah bakal semakin berat dalam melindungi rakyat. Selain ancaman pandemi Covid-19 yang masih sangat tinggi, bencana kebakaran hutan dan lahan tengah mengintai menjelang musim kemarau. Peran warga diperlukan agar masalah tahunan itu bisa dicegah dan tak memperberat kerja pemerintah.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kotim Rihel mengatakan, kebakaran lahan yang terjadi selama ini sebagian besar disebabkan unsur kesengajaan. Dia mencontohkan karhutla yang Jumat (5/6) lalu di Jalan Tjilik Riwut Km 8 Sampit. Kebakaran yang terjadi malam hari itu merupakan unsur kesengajaan. Pelaku langsung diamankan aparat.
Rihel menuturkan, pihaknya telah berulang lagi mengingatkan agar menghindari membuka lahan dengan cara membakar. Meski teknik tersebut dinilai cepat dilakukan dan tak memakan banyak biaya, hal tersebut sangat merugikan masyarakat.
”Apa pun alasannya, mau sengaja atau tidak sengaja. Jangan membakar lahan, karena ini sangat merugikan masyarakat dan dapat mengganggu kesehatan manusia,” ujarnya (10/6).
Dia meminta kesadaran warga agar meninggalkan budaya lama membuka lahan dengan cara membakar dan menggantinya dengan teknik yang lebih ramah lingkungan. ”Jangan menambah beban pemerintah. Kami minta kesadaran dan peran warga agar menghentikan tindakan membakar lahan. Apalagi berada di dekat permukiman. Ini sangat berbahaya. Pondok dan rumah bisa ikut terbakar,” tegasnya.
Menurut Rihel, pemerintah telah membuat aturan terkait pembakaran lahan karena unsur kesengajaan. Ancaman sanksi juga sangat jelas. Karena itu, warga diminta mematuhi mengingat Kotim akan memasuki kemarau pada pertengahan Juli nanti. ”Aturan sudah jelas. Pelakunya bisa dikenakan sanksi kalau benar terbukti membakar lahan,” katanya.
Terpisah, Kapolres Kotim AKBP Abdoel Harris Jakin mengatakan, pihaknya akan bersama stakeholder lainnya di berupaya menanggulangi karhutla. ”Ini merupakan ikhtiar bersama untuk menanggulanginya. Kami berharap tahun ini tidak ada karhutla, hanya kemarau basah yang diselingi hujan," ujarnya.
Jakin menuturkan, karena terjadi setiap tahun, jangan sampai membuat karhutla dianggap hal yang biasa. Pihaknya akan mencari akar permasalahan karhutla yang terus berulang, sehingga bencana kabut asap bisa dicegah.
”Sesulit dan seberat apa pun kita jalani, rutinitas tiap tahun yang kurang baik ini (membakar lahan dan hutan) harus dihentikan," tegasnya. (hgn/dia/ign)