NANGA BULIK- Sejumlah titik di Jalan Trans Kalimantan wilayah Kabupaten Lamandau tergenang banjir. Akibatnya arus lalu lintas di jalur lintas provinsi itu tersendat. Banyak kendaraan roda empat putar balik. Sedangkan untuk kendaraan roda dua, tetap bisa menyeberang menggunakan rakit yang disediakan warga. Pengguna jasa penyeberangan ini harus membayar sekitar Rp 30 ribu per motor.
Genangan air terpantau di kawasan Desa Karang Taba. Setidaknya ada tiga titik yang terendam banjir, namun hanya satu titik yang cukup parah dengan kedalaman sekitar satu meter.
"Sejak tadi pagi banjirnya, diperkiraan akan terus naik airnya. Karena di daerah hulu masih hujan deras," ungkap Randi, salah satu warga yang menjual jasa penyeberangan dengan rakit.
Selain motor, untuk mobil yang khawatir mesinnya rusak, mereka juga siap mendorong dengan mobil dalam keadaan mesin mati. Puluhan warga bersiaga di lokasi untuk membantu kendaraan yang akan melintas, sembari mencari uang tambahan.
Banjir dadakan yang merendam Jalan Trans Kalimantan ini memang beberapa kali terjadi, terutama jika hujan turun terus menerus selama beberapa hari. Bahkan bisa mengakibatkan macet total saat air mencapai kedalaman 2 meter atau lebih. Namun biasanya dalam 2-3 hari akan surut lagi jika curah hujan berkurang.
Sementara itu, Dinas Perhubungan Kabupaten Lamandau telah menutup jalan ke arah desa Bunut. Jalan ini untuk sementara terlarang bagi truk-truk angkutan. Sebab kondisi jalan baru selesai ditimbun oleh Dinas PUPR dan kini dalam kondisi parah setelah terendam banjir. "Ini terpaksa kita lakukan agar jalan tidak semakin hancur. Dan akan kembali dibuka setelah kondisi membaik. Sampai air surut dan memungkinkan untuk dilalui.Kami harap warga bisa memakluminya," kata Kadishub Lamandau Atie Dieni. (mex/sla)