SAMPIT – Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Disperindag) Kotawaringin Timur menyatakan, lokasi pelaksanaan Sampit Expo di kawasan water boom dinilai tak ada menjadi masalah atau kendala. Pemkab memiliki pertimbangan event tahunan tersebut perlu dipindah lokasinya.
Berdasarkan evaluasi selama 4 tahun pelaksanaan, pemkab selalu menemukan keluhan-keluhan yang sama. ”Pertama, setiap pelaksanaan Sampit Expo, jalan selalu mengalami kemacetan total. Nah, itu kan membahayakan masyarakat pengguna jalan. Apalagi setiap malam pasti ada bis antarkota yang lewat,” kata Kepala Disperindag Kotim, Mudjiono, beberapa waktu lalu.
Kedua, lanjutnya, Stadion 29 Nopember memiliki taman yang dipelihara pemerintah. Setiap kali pelaksanaan expo selesai, taman tersebut rusak. Ketiga, setiap kegiatan expo, panitia selalu mendapati beberapa fasilitas dan sarana stadion yang rusak. Dengan pertimbangan tersebut, pemkab melakukan evaluasi dan memutuskan untuk mengubah lokasinya tahun ini.
”Kebetulan kali ini ada pemilik yang lahan dan tempatnya bersedia untuk digunakan. Kami sambut dengan baik niatnya. Ini tentunya untuk menghilangkan risiko dari bahaya kemacetan lalu lintas dari pengunjung expo yang selalu membeludak setiap tahunnya,” jelasnya.
Setiap tahun pelaksanaan expo, lanjutnya, jalan selalu habis untuk lahan parkir. Sirkulasi parkir yang berada di lahan bukan zona parkir menyebabkan jalan macet. Apalagi Jalan Tjilik Riwut merupakan jalur Trans Kalimantan, sehingga banyak mobil dan angkutan yang melintasi lokasi itu. Selain itu, pemungut parkir liar bebas menarik tarif sesuka mereka.
”Tiap tahun keluhan pengunjung juga pasti selalu tentang parkir. Terutama tentang tarif parkir yang tinggi, mencapai Rp 5 ribu. Kalau di water boom, kita bisa minta pengembang supaya parkirnya nanti tidak memberatkan pengunjung. Kalau bisa malah tarifnya semurah mungkin,” pungkasnya. (rm-72/ign)