SAMPIT – Sejumlah mahasiswa di Kota Sampit, menggelar audiensi dengan Kapolres Kotim, Kamis (9/7). Selain menyampaikan evaluasi berkaitan dengan HUT Polri, mereka juga menyampaikan sikap mengecam keras terhadap adanya aksi kekerasan terhadap demo mahasiswa di Pamekasan.
Kapolres Kotawaringin Timur, AKBP Abdoel Harris Jakin pun turut mengecam kekerasan yang dialami mahasiswa PMII saat melakukan aksi demo di Pamekasan. Hal tersebut disampaikannya saat menjawab pertanyaan sejumlah mahasiswa Kotim yang beraudiensi pada saat itu.
"Kami juga turut menyayangkan mahasiswa menjadi korban kekerasan oknum aparat yang mengamankan aksi demonstrasi di Pamekasan," ujarnya.
Hal tersebut juga merupakan jawaban Kapolres Kotim terkait pertanyaan mahasiswa yang menginginkan adanya jaminan kebebasan mengemukakan berpendapat di depan umum.
Selain itu, Jakin pun menginstruksikan kepada jajarannya agar mencegah jangan sampai peristiwa serupa terjadi di daerah Kotim.
"Di sini ada Kasat Reskrim, Kasat Intelkam, dan lainnya. Pesan saya, kita tidak ingin kekerasan seperti itu terjadi di daerah ini. Kita juga menjamin adik-adik mahasiswa mengemukakan pendapat selama sesuai aturan," imbuhnya.
Sementara itu, perwakilan mahasiswa dari BEM STKIP Muhammadiyah Sampit Rizwanda Imawan menyampaikan, audensi tersebut ditempuh setelah rencana aksi demo mereka gagal digelar.
"Ada oknum yang menyerang kami di media sosial. Ini cukup mengganggu kami karena bisa memengaruhi pandangan masyarakat. Alasan kami mengalihkan demo menjadi audiensi, sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pencegahan covid-19. Karena saat ini masih pandemi," pungkasnya.
Terkait persoalan tersebut, Kapolres Kotim pun meminta kepada mahasiswa agar berkoordinasi dengan Kasat Reskrim AKP Zaldy Kurniawan dan Kasat Intelkam, AKP Revin Manggala Putra. (dia/gus)