SAMPIT – Empat narapidana Lapas Kelas IIB Sampit tersangkut kasus kelas berat dengan vonis tinggi masih bebas berkeliaran. Aparat kepolisian masih memburu para napi pembunuhan dan pencabulan bocah tersebut. Selain menutup akses transportasi, polisi juga mengejar hingga ke pedalaman Kotim.
”Pencarian terus dilakukan, bahkan hingga ke pedalaman. Pengecekan daerah tempat tinggal mereka juga sudah dilakukan. Masyarakat diimbau terus memberikan informasi keberadaan mereka dan jangan resah dengan kondisi ini,” kata Kapolres Kotim AKBP Hendra Wirawan, akhir pekan lalu.
Empat narapidana dengan kasus berat tersebut berhasil kabur pada Minggu (3/4) lalu dengan cara menjebol dua teralis besi. Mereka adalah Yuli Nuryadi alias Yuli, terpidana seumur hidup atas kasus pembunuhan sadis di Desa Karang Tunggal, Parenggean; Rasmono, terpidana kasus pembunuhan sadis terhadap sopir travel di areal PT Globalindo Alam Persada (GAP) Dusun Rongkang, Desa Natai Baru.
Kemudian, Agus Bambang dan Anang, terpidana kasus pencabulan yang dilakukan terhadap remaja berusia 16 tahun di Desa Halimaung Jaya (Trans Unit III), Kecamatan Seruyan Hilir.
Menurut Hendra, pihaknya telah menyebarkan informasi terkait foto dan identitas keempatnya. Upaya itu diharapkan mampu membatasi ruang gerak para narapidana tersebut.
”Akses transportasi sudah diperketat pejagaannya. Razia dilakukan untuk membatasi ruang gerak mereka. Bahkan, masyarakat dan aparatur desa tempat tinggal mereka juga sudah diminta melaporkan kepada polisi jika melihat keberadaan para napi itu,” ujarnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Sebelumnya diberitakan, kabar pelarian salah satu napi, Yuli Nuryadi, pelaku pembunuhan sadis di Desa Karang Tunggal, Kecamatan Parenggean, cepat menyebar. Keluarga korban tampak bersiaga untuk menghadapi kemungkinan serangan lanjutan oleh pelaku yang dijatuhi hukuman seumur hidup tersebut.
Rumah tempat kejadian di SP 1 di pinggir Jalan Padas, kini tampak sepi. Ingatan akan peristiwa pada 14 Juli 2015 silam itu kembali marak dibicarakan. Amarah warga pun kembali memuncak.
”Jika Yuli berani kembali ke Parenggean, saya tidak tahu lagi, bisa dibunuh dia jika ke sini. Jelas marah meraka (keluarga korban),” kata warga Desa Mekar Jaya Siyono, Senin (4/4) lalu. Warga pun sudah mengecek ke rumah pelaku, namun kosong. (dc/ign)