NANGA BULIK- Kemarau basah tahun ini membuat angka kebakaran hutan dan lahan jauh lebih berkurang dibanding tahun lalu. Kendati demikian, bukan berarti masyarakat bisa dengan bebas membakar hutan dan lahan.
Seperti yang terjadi akhir pekan kemarin, asap pekat dan tebal membumbung tinggi saat tengah hari. Asap diketahui terlihat dari lahan pekarangan dan hutan di belakang bangunan pasar baru. Beruntung rambatan api tidak mencapai bangunan pasar yang rencananya baru akan beroperasi tahun depan ini.
"Luasan lahan yang terbakar sekitar 2 hektare yang berloaksi dekat dengan pasar. Kita kerahkan anggota regu damkar untuk segera memadamkan api tersebut sebelum lebih meluas ," ungkap kepala Satpol PP dan Damkar, Triadi, Minggu (16/8).
Dua unit mobil tangki, satu unit mobil slip on, tiga unit motor trail dan sejumlah peralatan pemadam kebakaran diturunkan ke lapangan. Kebakaran diperkirakan terjadi sekitar pukul 13.00 WIB dan berhasil dipadamkan sekitar pukul 16.00 WIB.
"Tidak ada korban luka ataupun jiwa, hingga saat ini kita belum mengetahui darimana penyebab kebakaran," bebernya.
Oleh karena itu ia menghimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dengan api. Karena rumput dan ranting kering sangat mudah terbakar saat cuaca panas. Bahkan puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh pemancing atau warga yang lewat bisa jadi salah satu penyebab kebakaran lahan. (mex/sla)