PANGKALAN BUN - Banjir yang terjadi di Kobar selama bulan Juni hingga Juli lalu membuat banyak petani rugi karena gagal panen. Berdasarkan hasil Pendataan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Kobar terdapat 44,6 hektare lahan pertanian rusak akibat rendaman banjir.
Kepala Dinas TPHP Kobar Kamaludin mengatakan saat terjadi banjir banyak lahan pertanian yang terendam sehingga petani mengalami gagal panen. Untuk itu pihaknya akan memberikan bantuan agar mengurangi beban petani yang terdampak banjir.
"Bantuan untuk petani akan kami serahkan tahun ini juga, saat ini anggarannya masih dalam proses. Bantuan yang akan kami berikan itu kerugian yang dihitung berdasarkan perkiraan penjualan hasil panen, bukan jumlah modal," kata Kamaludin, Rabu (26/8).
Kamaludin juga merincikan lahan pertanian yang terendam banjir berada di Kelurahan Mendawai, Kelurahan Baru, Mendawai Seberang, Desa Kumpai Batu Bawah dan Desa Tanjung Terantang yang semuanya berada di wilayah Kecamatan Arut Selatan. "Dari lima kelurahan, lahan yang sempat terendam banjir seluas 44,6 hektare. Setelah kita hitung estimasi kerugian mencapai Rp 3,7 miliar," ujarnya.
Disebutkan Kamaludin, banjir yang terjadi di tahun ini merupakan banjir yang terparah. Banyak lahan pertanian yang terendam banjir, sehingga pemberian bantuan agar cepat dilakukan agar petani bisa mendapatkan gantinya.
Menurutnya bantuan yang akan Disalurkan tersebut merupakan kepedulian Pemerintah Daerah kepada petani. Apalagi ditengah pandemi Covid-19 ini, ketika terjadi banjir, tentunya petani mengalami gagal panen yang berdampak kesulitan untuk membeli bibit tanaman kembali.
"Bantuan ini agar masyarakat dapat bangkit kembali melakukan aktivitas di ladang mereka, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kobar terutama kebutuhan sayur mayur karena sebagian besar tanaman yang rusak akibat banjir ini merupakan tanaman sayur mayur, seperti cabai, terong, mentimun, daun bawang, sawi dan tanaman sayuran lainnya," beber Kamaludin. (rin/sla)