SAMPIT- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi kembali mewisuda 91 sarjana manajemen. Wisuda XXIII itu dilaksanakan dalam rapat senat terbuka, di Gedung Serbaguna, Kamis (22/10).
Tak seperti sebelumnya, wisuda kali ini tampak penuh keharuan. Betapa tidak, kampus biru itu bakal melepas para wisudawannya dalam kondisi pandemi seperti sekarang.
Kegiatan dimulai dengan dibukanya rapat senat terbuka oleh Ketua Senat Ansita Christiana. Selanjutnya disusul pembacaan surat penetapan lulusan hasil yudisium program studi strata satu manajemen STIE Sampit tahun akademik 2019/2020 oleh Guruh Alamsyah.
Selanjutnya, tiga orang wisudawan ditetapkan sebagai lulusan terbaik. Terbaik pertama diraih Titin Sumarni dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,79. Terbaik kedua Resmiyantie dengan IPK 3,63. Dan, terbaik ketiga M Fadilah dengan IPK 3,63.
Prosesi wisuda berlangsung hikmat dan haru. Wisudawan hanya melalui para dosen ketika namanya dipanggil tanpa berjabat tangan seperti wisuda-wisuda sebelumnya.
Keharuan pun mencapai puncaknya ketika Wakil Ketua I STIE Sampit Ahmad Rudini memanggil lima wisudawan beserta orang tuanya ke depan. Mereka diberikan penghargaan karena mampu menyelesaikan kuliah tepat waktu di tengah kondisi ekonomi keluarga yang sulit. Kelima wisudawan itu yakni; Irman Saban, Hendra Wahyudi, Kinung, Resmiyantie, dan Ayu Santika Putri.
Ketua STIE Sampit Thamrin Noor dalam sambutan yang dibacakan Wakil Ketua I STIE Sampit Ahmad Rudini mengatakan wisuda merupakan momentum penting dalam pendidikan tinggi. Dia berharap wisudawan mampu menerapkan segala ilmu yang didapat saat terjun ke masyarakat.
”Kalian adalah kebanggan almamater yang harus menjadi agen perubahan bangsa. Tentu dengan bekerja keras, tulus dan ikhlas serta menjunjung tinggi nilai kejujuran dan disiplin,” katanya.
Wisudawan STIE Sampit telah dipersiapkan menjadi generasi kreatif. Sebab itu, Thamrin berpesan agar wisudawan menjadi generasi pencipta lapangan kerja bukan pencari kerja.
Wisudawan juga diingatkan untuk menjaga nama baik almamater .Serta, didorong untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan menjadi contoh bagi para mahasiswa yang belum wisuda.
Sementara itu Ketua Yayasan Pendidikan Kotawaringin Timur Martha Ujai mengatakan Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan daerah terbuka dengan arus, manusia, barang dan jasa. Hal itu menjadi tantangan istimewa yang harus dihadapi alumnus STIE Sampit.
“Tunjukan partisipasi kalian melalui apa yang didapat saat kuliah untuk bangsa ,Negara dan daerah ini,” kata Martha.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mengapresiasi sumbangsih STIE Sampit dalam menciptakan sumber daya manusia yang andal. Rintangan kini semakin berat karena wisudawan dihadapkan dengan pandemi.
”Pandemi ini tidak tahu kapan berakhirnya. Inilah pembuktian bagi lulusan STIE Sampit bahwa kalian yang terbaik di saat semuanya terasa sulit dan pasrah seperti sekarang,” kata Bupati Kotim Supian Hadi dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Sutaman.
STIE Sampit merupakan perguruan tinggi tertua di Kotim. Kualitas lulusannya sangat diperhitungkan di lapangan kerja maupun dunia usaha. Saat ini program studi manajemen STIE Sampit telah berakreditasi B. Sedangkan untuk insitusi dan program studi kewirausahaan berakrediasi Baik. Sudah ribuan sarjana dihasilkan. Semuanya sudah teruji dan tersebar di seluruh Kotim, bahkan Kalimantan Tengah. (soc/oes)