NANGA BULIK - Sudah sebulan lebih posisi Kabupaten Lamandau berada di urutan terakhir dengan jumlah terendah kasus Covid-19 di Provinsi Kalimantan Tengah.Pertanggal 22 Oktober kemarin, jumlah pasien dalam perawatan Covid-19 di Kabupaten Lamandau hanya tersisa 5 orang saja, karena sehari sebelumnya 1 penderita sudah dinyatakan sembuh.
Sementara jumlah total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Lamandau adalah 27 orang. Dengan 21 orang sudah dinyatakan sembuh dan 1 orang meninggal dunia. "Kontak erat 0, probable 0, kasus suspek 0 , orang dalam resiko 0," terang Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Covid -19 Kabupaten Lamandau, Hendra Lesmana, Kamis (22/10).
Namun meski dianggap sebagai kabupaten teraman dari potensi penyebaran Covid-19, Hendra tetap menegaskan bahwa penerapan protokol kesehatan tetap menjadi yang utama. “Ini belum ada penanggkalnya, sehingga potensi penularan masih bisa terjadi. Oleh karena itu protokol kesehatan tetap akan diperketat,” tegasnya.“Masyarakat tidak boleh lengah dalam menjalankan protokol kesehatan. Dalam setiap kesempatan kita selalu ingatkan,” lanjutnya.
Terutama dalam menyambut euforia Pilkada. Masyarakat diharapkan bisa tetap patuh dalam menjalankan protokol kesehatan dengan tidak berkerumun dan selalu menggunakan masker serta cuci tangan tiap usai beraktivitas.
Sementara itu, setelah sebagian besar sekolah di pedalaman yang berada di zona hijau mulai masuk sekolah, kini beberapa sekolah di dalam kota juga mulai menyiapkan pembelajaran tatap muka. Beberapa hari terakhir sejumlah sekolah telah mengundang orangtua dan komite sekolah untuk mensosialisasikam SOP sistem pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19.
Sementara itu Kepala SDN 2 Nanga Bulik, Rukmini mengatakan bahwa saat sosialisasi dan koordinasi dengan para wali murid diperkirakan sekolah baru bisa melakukan pembelajaran tatap muka pada November mendatang. Sosialisasi pentimg dilakukan agar orangtua mengetahui apa saja protokol kesehatan di sekolah yang harus dipatuhi. "Kami pihak sekolah akan menyiapkan masker, tempat cuci tangan yang cukup, thermo gun, dan menyusun jarak antar bangku siswa minimal 1,5 meter. Karena nantinya tidak akan ada kontak fisik di sekolah, baik antar siswa dengan guru maupun dengan temannya. Masuk sekolah juga bergantian dan dijadwal . Sehingga setiap anak hanya masuk 3 kali dalam seminggu," bebernya.
Untuk itu, pihaknya juga membagikan formulir kepada seluruh orangtua siswa. Bagi yang tidak setuju dengan sekolah tatap muka, tidak akan dipaksakan dan tetap melanjutkan belajar dengan sistem luring /daring. Dan bagi yang setuju tentu harus mematuhi protokol kesehatan sesuai ketentuan. (mex/sla)