SAMPIT - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) telah menetapkan kebijakan akan melakukan pembelajaran tatap muka di masing-masing sekolah.
Kebijakan ini akan dimulai pada tanggal 9 November 2020 mendatang bagi sekolah-sekolah yang sudah siap dan memenuhi persyaratan.
Wakil Ketua DPRD Kotim Rudianur meragukan kebijakan tersebut, apalagi dirinya masih mendengar beberapa aspirasi dari sejumlah pihak, seperti kesiapan sekolah juga patut dipertanyakan.
“Kondisi angka pasien baru yang terpapar Covid-19 masih berfluktuasi bahkan cenderung meningkat. Artinya penularan masih rentan terjadi di lapangan,” kata Rudianur .
Politikus Partai Golkar ini mengingatkan agar Pemkab Kotim jangan terburu-buru mengambil keputusan melakukan sekolah tatap muka. Pasalnya saat ini Kotim masih belum aman dari penyebaran virus korona.
"Sebaiknya dipelajari lagi terlebih dahulu. Jangan buru-buru sekolah dibuka atau menghadirkan pelajar seketika di tanggal sekian. Lihat dulu situasi, karena di tingkat nasional saja belum memutuskan itu (pembukaan sekolah)," imbuhnya.
Menurutnya, dalam mengambil kebijakan diharapkan Pemkab Kotim jangan hanya berdasarkan keputusan pihak pemerintah saja, DPRD juga harus dilibatkan.
"Untuk antisipasi munculnya klaster baru, maka ini harus dipelajari lagi dan melibatkan semua pihak," tegasnya.
Meski Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kotim memang sudah melakukan sosialisasi, namun Rudianur menyebutkan para guru dan orang tua masih ada khawatiran dan was-was dengan wabah ini.
"Jangan sampai ada keputusan sepihak, dan jangan sampai ada klaster baru. Kalau berdasarkan protokol kesehatan, jarak aman itu 1,5 meter. Jika sekolah tatap muka dilakukan, artinya tidak semua pelajar tertampung. Bisa jadi nanti akan ada murid yang belajar di luar ruangan. Ini juga harus diperhitungkan," ucapnya.
Dirinya berharap agar Pemkab Kotim kembali mempertimbangkan lagi kebijakan tersebut, apakah sudah aman dilakukan atau tidak.
“Masih ada para orang tua murid yang juga belum setuju dilakukannya pembelajaran tatap muka,” pungkasnya. (ang/fm)