PALANGKA RAYA – Langkah strategis pemerintah, kepolisian dan TNI serta masyarakat menekan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kalimantan Tengah bisa dikatakan berhasil.
Ini dibuktikan dengan penurunan jumlah titik panas Kalteng. Pada tahun 2020 terpantau ada 5.759 titik panas, sementara tahun 2019 lalu tercatat 12.058 titik panas.
Meski terjadi penurunan titik panas, masyarakat tetap diminta tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan. Bila kedapatan tetap melakukan pembakaran maka sanksi hukuman dipastikan akan dikenakan aparat penegak hukum.
“Tahun ini secara signifikan titik panas turun drastis. Artinya berhasil ditekan dan semoga tahun-tahun berikutnya terus ditekan lebih maksimal,” ujar Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Kalteng Kombes Pasma Royce, Jumat (13/11).
Pasma menyampaikan secara konkret penurunan hotspot dan Karhutla, tidak lepas dari peran serta masyarakat, yakni mampu mengelola dan menjaga situasi yang berdampak pada mengurangi Karhutla.
Kata Pasma, semua berperan, salah satunya adanya inovasi dengan membuat aplikasi pemantauan yang dibuat Polda Kalteng “Hanyaken Musuh”, sehingga berbagai laporan cepat dan sigap dilakukan sebelum terjadi karhutla.
“Hal itu diperkuat lagi adanya 145 posko siaga karhutla oleh tim gabungan, dilengkapi dengan peralatan pemadaman, artinya semua lini bekerja dan memaksimalkan langkah-langkah strategis,” katanya.
Pamen Polri ini menyebutkan, program untuk meminimalisir potensi terjadinya Karhutla di Kalteng, berupa “Hanyaken Musuh”, ditambah kinerja terbaik tim gabungan TNI dan Polri dan instansi terkait, membuat karhutla dan hotspot menurun di tahun 2020 ini.
"Padahal kondisi kemarau di tahun ini lumayan mengkhawatirkan dengan kondisi pandemi penyebaran Covid-19. Upaya ini terus dilakukan oleh tim gabungan di seluruh wilayah Kalteng agar titik panas tidak meningkat,” tuturnya.
Tambah Pasma, selain upaya pemadaman, secara berkelanjutan Polda Kalteng bersama TNI dan masyarakat, juga berupaya menyambangi warga dan imbauan ke media sosial, yakni terkait tidak melakukan pembakaran lahan atau mengenai anjuran pencegahan pembakaran lahan.
“Dengan pencegahan, pemadaman berdampak kepada turunnya hotspot dan Karhutla. Hal ini terus digiatkan dan ditingkatkan untuk memberikan rasa nyaman di wilayah Kalteng dari potensi Karhutla,” ujarnya.
Dia menambahkan, jumlah posko siaga di tahun 2020 relatif lebih banyak dibandingkan tahun 2019, dan perannya tidak hanya melakukan penanggulangan atau pemadaman, tapi juga mensosialisasikan sekaligus mengedukasi masyarakat sekitar agar bersama-sama mencegah terjadinya Karhutla.
"Kapolda Kalteng juga mengarahkan kami dalam penegakan hukum terhadap pelaku Karhutla merupakan langkah terakhir. Paling diutamakan adalah mengedukasi masyarakat agar bersama-sama mencegah terjadinya Karhutla,” pungkasnya. (daq/fm)