SAMPIT – Virus korona baru penyebab Covid-19 kian ganas menyerang warga. kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mencapai angka tertinggi penambahan kasus positif dengan 38 pasien baru. Di Palangka Raya, penyebaran yang tak terkendali berasal dari klaster Pasar Besar dan perjalanan warga ke luar kota.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kotim, Senin (23/11), penambahan pasien 38 orang berasal dari Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Kotabesi, Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut, dan Kecamatan Telaga Antang. Selain itu, satu pasien dari Kecamatan Pulau Hanaut meninggal dunia pada Minggu (22/11) malam.
”Masyarakat jangan kendor, terus tingkatkan disiplin protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran, karena hanya itu kunci pencegahan penyebaran Covid-19," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kotim Multazam.
Penyebaran virus tak terkendali juga terjadi di Palangka Raya. Dalam kurun waktu sepekan, sejak 16-23 November, terdata ada 77 kasus baru, satu meninggal dunia, 50 pasien dalam perawatan, dan 60 dinyatakan sembuh. Itu termasuk 10 penambahan terkonfirmasi positif dari lingkungan kampus Universitas Palangka Raya.
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Palangka Raya Emi Abriyani mengatakan, peningkatan tersebut lantaran warga bepergian ke luar kota, kemudian datang kembali dan membawa virus tersebut.
”Hasil tracing ada klaster UPR, yang kemarin ada penambahan 22 orang. Sepuluh di antaranya dari UPR. Selain itu, dari klaster keluarga dan mereka menyatakan ke Pasar besar. Makanya kami akan mengintensifkan lagi untuk edukasi di Pasar Besar Palangka Raya,” ujarnya.
Emi menuturkan, pihaknya meminta UPR agar tidak melaksanakan aktivitas 14 hari ke depan. Untuk pencegahan, telah dilakukan penyemprotan disinfektan. ”Ada dosen dan staf di UPR (yang terinfeksi, Red). Hasil tracing, ada yang bepergian ke luar kota. Kembalinya diswab ternyata positif. Ada transmisi lokal dari mereka,” jelasnya.
Pihaknya juga menggelar rapat menyikapi perkembangan peningkatan signifikan penyebaran Covid-19. Selain itu, akan tetap mengintensifkan kegiatan dengan memberikan edukasi kepada warga dan membubarkan kerumunan masyarakat agar tidak terjadi transmisi lokal.
Di sisi lain, rencananya akan ada pembatasan dalam perayaan Natal pada Desember mendatang. Hal tersebut akan dibahas kembali. Sebab, kemungkinan akan kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
”Nanti akan dirapatkan FKUB bagaimana menghadapi Natal. Termasuk soal pendidikan. Kami tetap melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dengan melihat kajian epidemiologi dan perkembangan kasus Covid-19. Jadi, sekarang masyarakat abai dan protokolnya mengendor,” katanya. (yn/daq/ign)