SAMPIT – Minimnya dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit membuat tenaga medis kewalahan menangani pasien, khususnya pasien Covid-19.
Berdasarkan data yang dihimpun Radar Sampit, RSUD dr Murjani Sampit terdapat sebanyak 60 dokter. Rinciannya, 33 dokter spesialis, 6 dokter gigi dan 21 dokter umum.
Dari 21 dokter umum, 15 dokter diantaranya bertugas di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dokter lainnya bertugas di Ruang Kesmik, managerial, dan adapula dokter yang menangani pasien di ruang isolasi Seroja.
Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD dr Murjani Sampit dr Yulia Noviany mengatakan, ketersediaan dokter di RSUD dr Murjani Sampit sebenarnya sudah mencukupi. Namun, ada beberapa dokter spesialis yang belum tersedia. Seperti dokter spesialis paru, syaraf, ortopedi, jantung paru, bedah syaraf, bedah anak, rehab medik, anastesi, dan forensik. Sedangkan dokter spesialis obgyn, bedah, penyakit dalam sudah terpenuhi.
“Untuk menunjang pelayanan prima terhadap pasien minimal ada dua atau tiga dokter spesialis yang bertugas di rumah sakit,” ujarnya.
Yulia mengatakan, kekurangan dokter spesialis ini sudah setiap tahun diusulkan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kotim. Namun, hingga kini masih belum ada dokter spesialis yang dapat bertugas di Sampit.
“Profesi dokter spesialis ini bisa dikatakan langka. Usulan sudah kami lakukan setiap tahun dan juga sudah berupaya mencari kolegium sesama perkumpulan dokter. Tetapi, memang itu tidak mudah,” katanya.
Yulia mengungkapkan banyak persoalan kasus yang membutuhkan dokter spesialis tertentu. Namun, terpaksa harus dirujuk ke rumah sakit lain dikarenakan belum tersedianya dokter spesialis yang dapat menangani.
“Satu dokter spesialis syaraf sudah pensiun sekarang masih bertugas menjadi dokter kontrak dan per Desember ini dr Astri yang bertugas menangani rehabilitasi medik juga pindah tugas. Mulai Januari digantikan oleh dokter terbang (Direkur Rumah Sakit Seruyan),” ujarnya.
Demikian pula, dokter forensik yang sebelumnya tersedia sudah habis masa kontraknya.
“Masih banyak kekosongan dokter spesialis yang sangat dibutuhkan, terutama dokter forensik dan dokter spesialis bedah syaraf,” tandasnya. (hgn/yit)