KUALA KURUN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) kembali melaksanakan rapid test massal, yang dipusatkan di Taman Kota Kuala Kurun. Sasarannya adalah orang-orang yang memiliki resiko tinggi penyebaran Covid-19 dan sehari-hari berkontak erat dengan banyak orang. Seperti tenaga pelayanan, instansi vertikal, dan pedagang.
”Ada 82 orang yang kami lakukan testing rapid test, terdiri dari 41 orang laki-laki dan 41 orang perempuan. Hasilnya, 72 orang non reaktif dan ada 10 orang dinyatakan reaktif. Mayoritas yang reaktif adalah para pedagang,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gumas Maria Efianti, Jumat (11/12).
Sesuai standar operasional prosedur (SOP), lanjut Maria, jika ditemukan reaktif maka yang bersangkutan akan menjalani pemeriksaan lanjutan. Yakni melalui pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) melalui metode swab, dengan mengambil sampel lendir di tenggorokan atau hidung.
”Metode swab yang mengambil sampel lendir di tenggorokan atau hidung dilakukan disini, sedangkan pemeriksaannya dilakukan di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya. Hasilnya baru akan diketahui dengan rata-rata waktu 2-3 hari, tergantung banyaknya sampel disana,” tuturnya.
Dia mengakui, sekarang ini memang belum bisa dilakukan pemeriksaan PCR melalui metode swab di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kuala Kurun, karena diperlukan fasilitas khusus, seperti tempat pengambilan, ruangan atau gedung dan peralatannya.
”Namun sejauh ini, dari RSUD Kuala Kurun sudah mempersiapkan semua hal yang diperlukan dalam rangka untuk bisa melakukan pemeriksaan PCR melalui metode swab,” ujarnya.
Terkait pelaksanaan rapid test massal yang dilakukan ini, memang bagian tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari Dinas Kesehatan dalam melaksanakan 3T, yaitu Testing, Tracing, dan Treatment. Untuk testing seperti yang dilakukan hari ini, sedangkan treatment atau perawatan sudah menjadi bagian sehari-hari yang dilakukan petugas rumah sakit.
”Kalau tracking, selalu dilakukan terhadap kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Ketika ada pasien yang terkonfirmasi positif, maka akan langsung dilakukan tracing, mengidentifikasi kontak eratnya, melakukan penyelidikan epidemologi, menanyakan riwayat perjalanan, ada tidaknya kontak erat dengan orang-orang tertentu,” pungkas Maria. (arm/gus)