SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Selasa, 29 Desember 2020 16:21
Ini Penyebab Menjamurnya Manusia Boneka di Jalanan Kota Sampit
DEMI RUPIAH: Manusia boneka yang mulai menjamur di Kota Sampit dan menghibur pengguna jalan, Minggu (27/12).(HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Fenomena manusia boneka mulai menjamur di jalanan Kota Sampit selama sebulan terakhir. Mereka berpencar ke persimpangan traffic light sambil berjoget menghibur pengguna jalan.

Pantauan Radar Sampit, seseorang menggunakan kostum boneka berkarakter Doraemon berjalan ke arah selatan Jalan DI Panjaitan Sampit, Minggu (27/12) sore. Sesekali dia berjoget ditemani dentuman musik dari alat pengeras suara.

Terdapat pula wadah kotak berwarna putih berukuran kecil dikalungkan ke pundak untuk menaruh alat pengeras suara, sekaligus untuk menampung pundi rupiah yang didapatkan dari pengguna jalan.

Radar Sampit lalu mencoba mendekat dan mengajak berbincang. Seseorang di balik kostum boneka itu akhirnya membuka separuh kepala bonekanya. Ternyata dia seorang pria perantauan asal Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

Wajah berpeluh keringat terlihat jelas membasahi pelipis matanya. Selama berbincang, pria itu tetap menggunakan masker kain berwarna hitam. Dia merespons baik setiap pertanyaan Radar Sampit.

Sosok pria yang mengenakan kostum boneka Doraemon itu bernama Murjani (39). Warga asal Kelurahan Alalak Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kalsel. Dia rela merantau selama satu bulan terakhir demi mencari mata pencaharian.

”Sudah satu bulan disini. Kemungkinan bertahan (mencari penghasilan di sini) sampai satu bulan ke depan," ucap mantan anak buah kapal (ABK).

Murjani merupakan satu dari sekian ribu orang di Indonesia yang menjadi korban PHK akibat pandemi Covid-19. Sulitnya memperoleh pekerjaan membuatnya berpikir untuk merantau menjadi boneka penghibur pengguna jalan  demi menghidupi istri dan kedua anaknya.

”Saya pernah kerja jadi ABK selama dua tahun. Sebelumnya kerja serabutan. Selama pandemi Covid-19 ini tidak ada panggilan bekerja. Mencari kerja sulit. Daripada saya menganggur, saya berpikir lebih baik merantau, cari penghasilan apa saja yang penting halal," ujarnya.

Selama merantau, Murjani ditemani seorang teman satu profesi sebagai manusia boneka penghibur di jalanan. Mereka berangkat sekitar pukul 10.00 WIB dan baru pulang sekitar pukul -17.00 WIB.

”Saya datang berdua ke sini. Sekarang dia (Abdul Rahman) masih kerja di persimpangan traffic light (MT Haryono-DI Panjaitan)," kata pria yang tinggal di kos-kosan dekat area Taman Kota Sampit.

Selama bekerja, Murjani memiliki tujuh kostum boneka karakter yang dikenakannya secara bergantian dengan temannya. Kostum itu dipinjamnya dari seorang rekannya di Banjarmasin.

”Kostum ada tujuh. Setiap tiga hari sekali dicuci ke laundry. Dipakai bergantian. Saya berdua dari Banjarmasin dan ada dua lagi Ahmad dan Badar warga Sampit yang juga ikutan," katanya.

Dalam sehari, Murjani bisa meraih pundi rupiah berkisar Rp 300-500 ribu per hari. "Kadang tidak sampai Rp 500 ribu," tandasnya. (hgn/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers