SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Kamis, 07 Januari 2021 18:28
Pedagang Tempe Pilih Tak Naikkan Harga
TEMPE: Pedagang tempe tahu di Pasar Tradisional Jalan MT Haryono, Selasa (5/1) sore.(HENY/ RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Sudah hampir sebulan ini harga kedelai impor mengalami kenaikan. Bahkan, kabarnya dalam beberapa hari ke depan harga kedelai akan terus meroket. Meski demikian, perajin tahu tempe di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memilih tak menaikkan harga penjualan tempe.

”Kedelai sudah naik hampir satu bulan ini. Harga jual tempe tetap sama saja, hanya takaran atau ukurannya saja yang diperkecil,” kata Hadi Wiyono Pedagang Tahu Tempe di pasar tradisional Sampit Jalan MT Haryono, Selasa (4/1).

Hadi (55) menuturkan, harga kedelai impor yang biasa digunakannya sebagai bahan utama pembuat tempe naik dari harga Rp 350 ribu per 50 kg atau per sak menjadi Rp 480 ribu per sak.

”Kenaikan ini bertahap. Tidak langsung naik. Dalam dua tiga hari yang lalu saya beli Rp 400 ribu naik Rp 480 ribu dan besok lusa penjual kedelainya sudah memastikan akan naik lagi diharga Rp 500 ribu per sak,” kata Hadi.

Meski demikan, Hadi tetap menjual tempe seperti hari-hari biasa. Tempe se-papan dijual dengan harga Rp 3 ribu. Ada pula tempe yang dijual dengan kemasan lebih kecil Rp 5 ribu mendapat tiga bungkus dan kemasan yang dijual Rp 10 ribu mendapat tiga bungkus.

”Mau naikkan harga tempe sulit juga kalau pembeli kaget. Yang penting dapat untung walaupun untung tipis,” ucapnya.

Pedagang sekaligus perajin tahu tempe yang sudah menggeluti usaha mandiri selama kurang lebih tiga tahu ini mengaku sekitar15 hari ukuran atau takaran cetak tempe sudah dikurangi. Untuk produksi tahu baru sekitar tujuh hari ukurannya dikurangi tak seperti hari biasanya.

Dia melanjutkan, dalam sehari produksi tempe menghabiskan sebanyak 75 kg kedelai. Kedelai kemudian diolah menjadi enam loyang atau cetakan. Setiap cetakan dapat menghasilkan 200 potongan tempe.

Seperti pada penjualan tempe per papan seharga Rp 3 ribu dapat menghasilkan sekitar 160 potong. Ukuran tempe berukuran kotak dengan penjualan Rp 10 ribu tiga bungkus dapat menghasilkan kurang lebih 450 potong tempe.

”Untuk produksi tahu sekarang takaran cetak saya jadikan 7,5 loyang atau cetak. Penjualannya tetap sama. Enam potongan tahu berukuran dadu dijual dikisaran harga Rp 4-5 ribu,” ucap pedagang asal Mojosari, Provinsi Jawa Timur.

Menanggapi tingginya harga kedelai impor, Hadi berharap pemerintah dapat mencari solusi serta mengambil langkah dibalik naiknya harga kedelai. ”Ya, kalau kita ini sebenarnya dilema mau jual mahal. Harga kedelai sudah mahal, saya tetap mikir dua kali mau naikkan harga. Masyarakat tahunya selama ini lauk pauk yang paling murah. Solusi dari pedagang, mau tidak mau dikurangi takarannya. Kalau harganya (kedelai) sudah stabil, ukuran takaran tempenya kembali seperti biasanya,” tandasnya. (hgn/ign)

 

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers