SAMPIT - Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Rinie Anderson menilai kondisi hujan belakangan ini harus dibarengi dengan persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir di wilayah hulu.
DPRD Kotim meminta pemerintah daerah mempersiapkan segala sesuatu untuk penanganan bencana tersebut.
“Kalau kita melihat kondisi curah hujan di bulan Januari ini cukup rentan menyebabkan luapan air di anak sungai maupun sungai induk, terutama di wilayah hulu, harus dilakukan antisipasi dan pemantauan yang berkala supaya bisa diinformasikan kepada masyarakat bila terjadi bencana,” kata Rinie, Selasa (19/1).
Menurutnya, wilayah hulu Kotim memang selalu menjadi langganan banjir. Maka dari itu harus ada deteksi dini. Selain itu juga, pemerintah daerah, khususnya Dinas Sosial harus memperhatikan cadangan logistik. Supaya nanti ketika ada bencanan dan membutuhkan bantuan dari pemerintah.
“Salah satu yang perlu dicatat juga, Dinas Sosial harus secara berkala mengecek kesiapan logistik bantuan agar barang yang disalurkan kepada warga tidak kedaluwarsa,” ujarnya.
Menurut Rinie, kecamatan yang paling rawan terjadi banjir berada di wilayah Utara Kotim, seperti di Kecamatan Antang Kalang, Tualan Hulu, Mentaya Hulu, Bukit Santuai, dan Parenggean. Selain itu, juga di beberapa desa di Kecamatan Cempaga, Cempaga Hulu, dan Kota Besi.
Hampir setiap tahun, beberapa desa di kecamatan tersebut menjadi langganan banjir. Terutama yang berada di dataran rendah dan juga bantaran Sungai Tualan dan beberapa sungai lainnya.
Dia menduga, selain tingginya intensitas hujan juga karena kurangnya hutan primer penyangga air di kawasan hulu. Kondisi demikian tidak bisa dibiarkan. Reboisasi dan rehabilitasi terhadap hutan kritis harus dilakukan pemerintah daerah bersama dengan pemerintah pusat.
Pasalnya, kata Rinie, dalam 10 tahun terakhir, banjir yang melanda Kalteng semakin mengkhawatirkan. Jika dibanding dengan 30-40 tahun lalu, banjir merupakan hal yang langka terjadi. (ang/fm)