PANGKALAN BUN - Sejumlah petani di Desa Sungai Melawen, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng resah akibat ulah kawanan sapi yang diduga sengaja diliarkan oleh pemiliknya. Sapi-sapi yang diduga milik pengusaha kebun kelapa sawit bernama Tedy itu merusak tanaman hortikultura mereka.
Salah seorang petani Desa Sungai Melawen, Banu mengungkapkan bahwa tanaman cabainya rusak setelah kawanan sapi itu masuk ke kebunnya. “Saya kaget pagi tadi (kemarin) melihat tanaman cabai di kebun rusak, mulsa plastik yang sudah terpasang jebol dan banyak bekas kaki sapi di lahan itu,” ungkapnya, kamis (11/2).
Menurutnya kejadian itu bukan yang pertama kali, ia bahkan pernah melihat sendiri sapi yang diliarkan ini masuk ke kebunnya dan merusak tanaman.
Ia mengaku rugi besar karena umur tanaman cabainya sudah sekitar satu bulan. “Apalagi sekarang harga cabai sedang bagus, niat hati ingin hasil maksimal malah ini rusak,” keluhnya lagi.
Selain merusak kebun cabai milik Banu, hewan ternak itu juga mengancam tanaman pangan lain. Akibatnya warga enggan menanam jagung dan sejenisnya.
Seperti disampaikan Suhar, warga RT 15 Desa Sungai Melawen itu pernah merasakan bagaimana beringasnya sapi-sapi itu masuk ke pekarangan dan menggasak tanamannya.
“Sekarang tidak berani menanam jagung lagi, pasti habis dijarah sapi, kami bingung harus bagaimana. Idealnya karena dekat pemukiman penduduk lebih baik sapi-sapi itu dipagar atau diikat dan dikandangkan saja, jangan dilepas liarkan seperti itu,” harapnya.
Sementara itu Syamsudin salah seorang Tokoh Pemuda Desa Sungai Melawen mengaku sering mendengar keluhan warga tersebut. Ia menyebut hal ini harus segera ditindaklanjuti. Menurutnya jika tidak direspon cepat maka tidak merugikan petani, namun juga akan merusak mata rantai ekonomi masyarakat.
“Apalagi Desa Sungai Melawen bisa dikatakan sebagai sumber produksi sayuran ke sejumlah pasar tradisional di Kobar,” terangnya.
Kepala Desa Sungai Melawen Muhammad Andik membenarkan kejadian itu. Menurutnya sapi-sapi tersebut sudah meresahkan warganya. Menyikapi hal ini Andik mengaku akan segera mengambil langkah agar kejadian tersebut tidak lagi terulang.
Sementara itu informasi dihimpun, pemilik ternak sapi tidak berada ditempat, yang ada hanya orang kepercayaanya yang ditugaskan untuk mengelola peternakan. Hingga berita ini diterbitkan pihak pengelola belum bisa dikonfirmasi. (sam/sla)