PANGKALAN BANTENG - Desa Berambai Makmur Kecamatan Pangkalan Banteng menggelar acara sedekah bumi yang dirangkai dengan peringatan kedatangan warga transmigrasi ke wilayah tersebut secara sederhana, Senin (2/5) pagi. Gagal panen dan juga belum ditemukannya formulasi yang manjur untuk menangani permasalahan pirit dan juga kadar keasaman tanah membuat peringatan tahunan yang ke-33 itu terasa berbeda.
Kepala Desa Berambai Makmur, Warjoko, mengakui bahwa sedekah bumi dan peringatan kedatangan warga transmigrasi ke-33 tahun di kawasan yang dulu dikenal sebagai 1A itu dilaksanakan cukup sederhana.
”Tahun ini kita laksanakan sederhana saja, namun hal ini tidak mengurangi hikmah dari syukuran ke-33 tahun kedatangan kami ke wilayah transmigrasi ini hingga akhirnya mampu menjadi desa mendiri bernama Berambai Makmur,” ujarnya.
Gagal panen padi yang membuat warganya mengalami kerugian besar juga tidak disanggahnya menjadi beban tersendiri untuk menghadapi musim tanam berikutnya.
”Panen kemarin yang tidak begitu bagus, cukup memukul warga kami. Tapi lewat syukuran ini kita berdoa agar musim tanam berikutnya bisa lebih baik,” tambahnya.
Camat Pangkalan Banteng Aliransyah juga mengatakan hal serupa. Gagal panen padi sangat mempengaruhi petani. Pihaknya berharap agar semua stake holder bisa segera mencarikan solusi tepat untuk menangani permasalahan tersebut.
”Bertani padi di Kalimantan jelas berbeda dengan di Jawa, dan ancaman gagal panen karena faktor alam juga sangat tinggi. Oleh karena itu kita akan usahakan agar pemerintah bisa lebih serius mendampingi petani dalam penanganan masalah pertanian di Berambai Makmur ini,” katanya. (sla/yit)