PANGKALAN BUN - Keluhan petani hortikultura akibat ulah sapi milik pengusaha di Desa Sungai Melawen mendapat respon dari Kepala Desa Sungai Melawen. Dalam waktu dekat kepala desa akan membicarakan perihal sapi-sapi yang dilepasliarkan tersebut.
"Kita akan surati pemilik sapi-sapi itu. Seharusnya tidak dilepasliarkan begitu, apalagi lokasinya berdekatan dengan perkampungan dan kebun warga," jelas Kepala Desa Sungai Melawen Muhammad Andik. Ia mengaku sudah sering mendengar kabar tanaman warganya dirusak oleh sapi.
Sementara itu pemuda Karang Taruna Desa Sungai Melawen Syamsudin mengatakan, rusaknya tanaman warga akibat sapi-sapi itu sudah keterlaluan. Pemilik sapi seolah tidak peduli padahal sudah kesekian kalinya mengganggu warga. Menurutnya, warga yang merasa dirugikan akibat ulah sapi tersebut bisa menuntut ganti rugi kepada pemilik. Hal itu lantaran kelalaian pemilik sapi.
"Jika pemilik sapi tidak merespon keluhan warga ini, tidak menutup kemungkinan akan menjadi masalah yang lebih besar kelak di kemudian hari," kata Syamsudin.
Sebelumnya, sejumlah petani hortikultura di Desa Sungai Melawen Kecamatan Pangkalan Lada resah karena tanamannya sering dirusak oleh sapi yang sengaja Ddiliarkan seorang pengusaha sawit yang disebut-sebut bernama Tedy. Salah seorang petani Desa Sungai Melawen, Banu, kaget tanaman cabainya rusak karena diinjak injak sapi yang sengaja dilepasliarkan tersebut.
Kejadian seperti ini, kata Banu, sudah beberapa kali bahkan dia pernah melihat sendiri sapi yang diliarkan ini masuk ke pekarangan dan merusak tanamannya. Ia mengaku rugi besar karena tanaman cabainya sudah ditanam lebih kurang satu bulan dan mulai besar.
Selain Banu, warga lainnya juga diresahkan ulah sapi yang diliarkan ini, sebagian warga masih enggan menanam seperti jagung dan sejenisnya. Seperti disampaikan Suhar, warga RT 15 Desa Sungai Melawen, ia juga pernah merasakan bagaimana sapi-sapi itu masuk ke pakarangannya.
"Sekarang tidak berani menanam jagung pasti habis dijarah sapi, kami bingung harus bagaimana ini, idealnya karena dekat pemukiman sapi-sapi itu di pagar atau di ikat dan di kandang tidak dilepas liar seperti itu," katanya. (tyo/sam/yit)