PANGKALAN BUN – Warga bantaran Sungai Kumai Hilir dihebohkan dengan bangkai sapi yang tersangkut di jamban (lanting) di kawasan setempat, Rabu (2/6). Bangkai sapi berukuran besar itu mulai membusuk dan mengeluarkan aroma tidak sedap.
Bangkai itu diduga hanyut dari arah Lautan Serimbang, bagian Hulu Sungai Kumai sejak Selasa (1/6) kemarin. Selain aroma busuk yang mengnggu, warga khawatirkan bangkai itu menimbulkan penyakit bagi penghuni pemukiman setempat. Kawasan itu juga dikenal sebagai jalur lalulintas perairan padat menuju kawasan pasar.
Sementara ini warga belum mengetahui siapa pemilik sapi tersebut, apakahsapi yang mati karena tercebur ke sungai atau sapi mati yang sengaja dibuang dari kapal pengangkut sapi yang berlayar menuju pelabuhan Kumai.
Informasi dihimpun ada dugaan bahwa bangkai itu adalah peliharaan warga yang matik akibat sambaran buaya. Pasalnya ada warga yang mengetahui bahwa saat hanyut, ada buaya yang sedang memangsa bagian tubuhnya. Buaya tersebut kabur saat ada speed boat melintas di dekatnya.
“Ada dugaan sapi itu mati disambar buaya, karena saat saya lihat ada buaya yang makan bangkai sapi tersebut. Saat itu kondisi sapi yang mati masih segar dan belum busuk,” kata salah seorang warga Kumai, Diaz, Selasa (1/6).
Sementara itu, warga Kumai lainnya Alam mengatakan bahwa sapi mati yang sudah membusuk itu diduga sengaja dibuang dari kapal laut oleh importir sapi.
Menurutnya hal itu berdasarkan pertimbangan bahwa di DAS Kumai tidak ada warga yang beternak sapi, kecuali di Kumai Seberang, Desa Bedaun. “Tapi di seberang Kumai enggak ada orang memelihara sapi, kecuali di daerah Desa Bedaun, baru dugaan sepertinya dari kapal muatan ternak,” ungkapnya.
Saat ini warga masih bingung dengan keberadaan bangkai sapi yang membusuk tersebut, mengingat badan sapi sudah mengembung dan membesar dari ukuran normalnya. Rencananya warga akan menarik bangkai sapi tersebut ke laut lepas sehingga tidak menimbulkan penyakit bagi warga. (tyo/sla)