SAMPIT – Menjelang Ramadan tahun ini, para pelaku bisnis prostitusi diminta agar berhenti total beroperasi. Hal itu untuk menghormati umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Permintaan itu direspons dengan baik. Lokalisasi di kilometer 12 Desa Pasir Putih, siap tutup selama Ramadan.
Ketua RT 08 RW 03 Markaban mengatakan, pihaknya telah mendapat imbauan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), meski belum secara tertulis, agar mereka menutup lokalisasi selama Ramadan. ”Kami tetap menghormati saja. Selama bulan puasa kami tutup,” katanya saat dijumpai Radar Sampit di kediamannya, Selasa (10/5).
Markaban menuturkan, apabila tetap membuka usaha, jika ada tamu datang tetap diterima, namun hanya sebatas melayani makanan dan minuman. Sebab, penghasilan para pelaku suaha tersebut juga berasal dari berdagang makanan dan minuman.
Di sisi lain, lesunya bisnis prostitusi di lokalisasi resmi itu berdampak pada merosotnya penghasilan para pekerja seks komersial. Imbasnya, sebagian besar PSK terancam tidak bisa pulang kampung karena kekurangan biaya mudik.
”Karena pekerjaannya tidak sukses, tidak punya uang, jadi tidak bisa pulang kampung. Kalah pasaran di sini dibanding di Sampit, hotel-hotel, dan THM. Di Sampit Rp 100 ribu mungkin sudah dapat (PSK), di sini (lokalisasi) minimal Rp 200 ribu. Sekarang yang aktif ada 36 karaoke dengan jumlah pekerja 170 orang,” tuturnya.
Terpisah, Komandan Satpol PP Rihel mengatakan, pihaknya siap menjalankan keputusan Pemkab Kotim. ”Kalau surat edaran bersama, nanti itu (lokalisasi) pasti akan ditutup total. Untuk penutupan lokalisasi secara permanen wacananya tahun 2019,” pungkasnya. (mir/ign)