SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 23 Mei 2016 17:38
Dirawat di Rumah Sakit Bukannya Sembuh, Kondisi Balita Ini Lemah Tak Berdaya
SEMAKIN PARAH: Lamuel terbaring tak berdaya, Minggu (22/5). Kondisinya kian drop setelah mendapat puluhan suntikan saat dirawat di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya. (FOTO: DODI/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA – Lamuel (1,9) terbaring lemah tak berdaya, Minggu (22/5). Sesekali balita itu merintih dan menangis menahan perih. Balita itu diduga menjadi korban malpraktek di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya. Dia mendapat puluhan kali suntikan dalam satu hari.

Karena tak ada biaya, orangtua anak itu, Norwani (29) dan Geni (30) terpaksa membawanya pulang. Informasi yang dihimpun Radar Sampit, Lamuel dirawat di rumah sakit terbesar di Kalteng itu selama tiga hari. Dia disuntik sebanyak 23 kali dalam satu hari, sehingga total suntikan yang menembus kulitnya sebanyak 69 suntikan.

Pada hari keempat, tubuh Lamuel langsung drop. Bagian kepala, lengan kiri, dan kedua kakinya tak dapat digerakkan. Tak sanggup membiayai perawatan, ditambah tidak ada perkembangan, pihak keluarga terpaksa membawa balita malang itu pulang untuk dirawat di rumah. Saat ini dia dirawat di rumah keluarganya Jalan Tjilik Riwut km 13 Palangka Raya.

Norwani menuturkan, Lamuel awalnya menderita muntaber saat berada di Desa Bereng Jun, Kecamatan Tumbang Talaken, Kabupaten Gunung Mas. Karena tak kunjung sembuh, Lamuel dibawa ke Rumah Sakit Yasmin. Di rumah sakit itu, Lamuel dirawat selama empat hari. Dia didianogsa menderita radang tenggorokan.

Lamuel kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara. Di rumah sakit itu, balita tersebut juga dirawat empat hari. Hasil diagnosa dokter, Lamuel menderita flek paru-paru. Karena kondisi Lamuel yang tak kunjung membaik, keluarga dan dokter kemudian menyarankan agar anaknya dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus.

Di Doris Sylvanus, balita itu diinapkan di ruang F, kamar nomor tiga. Dia di bawah penanganan dokter berinisial MD. Dokter mendiagnosa Lamuel menderita sakit flek paru dan radang otak.

”Saat mau di-scan malah scan-nya rusak. Selama perawatan tiga hari, totalnya 69 suntikan. Jadi, sehari 23 kali disuntik, baik lewat infus dan paha. Saat hari ke empat malah tidak gerak, lalu dikatakan kejang-kejang kuda. Padahal, sampai hari ke tiga masih bisa bermain ponsel dan bergerak,” tutur Norwani.

Saat menanyakan kondisi anaknya yang kian parah, Norwani mengaku sempat dibentak dokter MD. ”Saya malah dimarahi. Kata dokter, bila tidak percaya dokter, maka silakan dibawa ke kampung dan urus sendiri. Karena mendapat perkataan seperti itu, saya diam,” ungkapnya.

Selama perawatan di tiga rumah sakit berbeda, menurut Norwani, pihaknya sudah menghabiskan sekitar Rp 40 juta. ”Karena tidak ada perkembangan, maka perawatannya di rumah sakit dihentikan,” ujarnya. (daq/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers