Menyukai dunia penerbangan tak harus jadi pilot. Siapa pun bisa mengendalikan pesawat. Tapi tentu bukan ”burung besi” asli. Hanya miniatur. Tapi bisa menyalurkan hobi itu. Di Sampit, mereka yang hobi dengan pesawat mini itu membentuk komunitas.
DINI MUTIARA PARLINA SINAGA, Sampit
Sejumlah pesawat seliweran di langit kawasan Stadion 29 Nopember. Sejumlah pria tampak sibuk mengendalikan pesawat itu melalui remote control. Bentuknya beraneka ragam. Mirip pesawat asli. Hanya ukurannya lebih mini.
Hobi dengan pesawat terbang mini itu disebut aeromodelling. Di Sampit, komunitasnya mulai berkembang. Mereka menamakan diri Mentaya Aeromodelling Community, berada di bawah naungan Federasi Aeromodelling Indonesia Cabang Kotim. Saat ini ada 30 anggota aktif.
”Sudah dibentuk dan sudah masuk dalam keanggotaan KONI. Kalau komunitas berjalan kurang lebih dua tahun. Anggota aktifnya ada tiga puluh orang, setiap orang punya pesawat. Bisa lebih dari satu,” kata Ketua FASI Hasan Efendi usai menggelar latihan aeromodelling di lapangan depan stadion 29 Nopember Sampit.
Dalam aeromodelling, ada tiga jenis pesawat yang diterbangkan, yakni pesawat pemula atau beginner, sport, dan akrobatik. Komunitas ini punya semua jenis pesawat. Bahkan satu anggota bisa punya lima pesawat.
Menurut Hasan, pesawat itu dibuat sendiri berdasarkan contoh dari pesawat aslinya. Agar lebih menarik, dikembangkan kembali dengan kreatifitas sendiri. Bahan yang digunakan sederhana, yaitu sterofoam atau gabus bekas box ikan dan buah dilengkapi mesin penunjang pesawat.
”Kalau beli pabrikan, harga bisa mencapai puluhan juta. Terpenting dalam pembuatan adalah keseimbangan pesawat agar stabil ketika mengudara. Jarak terbang sekitar 500 hingga 3.500 meter sesuai tenaga radio control, sedangkan lamanya terbang hanya lima sampai sembilan menit, tergantung kekuatan baterai. Kalau baterai habis, bisa dicharger untuk pemakaian berikutnya,” katanya.
Menurut Hasan, menerbangkan pesawat itu tak bisa sembarangan. Harus latihan dulu dari simulator di komputer. Setelah itu, baru bisa menerbangkan pesawat tersebut. Namun, yang perlu diperhatikan, sebelum terbang semua fungsi pesawat harus dalam keadaan baik.
Mulai dari badan pesawat hingga radio control, lanjutnya, harus diperiksa menyeluruh. ”Sayangnya, saat ini kami hanya latihan seadanya karena runway atau landasan kita terbatas. Tetap saja main karena anggota yang memiliki minat tinggi terhadap aeromodelling,” katanya, seraya menambahkan, FASI Kotim bersama komunitas aeromodelling lainnya akan berlaga di Dirgantara Air Show 2016 di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya pada 31 Mei mendatang. (***/ign)