PALANGKA RAYA - Kepala BNN Kalteng Kombes Pol A Kadarmanta menegaskan, tembak di tempat terhadap pelaku kejahatan, termasuk bandar narkoba tak bisa sembarangan dilakukan. Aparat bisa menembak pelaku apabila dalam keadaan genting dan darurat, yakni membahayakan petugas dan masyarakat sekitar, bersenjata, dan ada perlawanan.

”Aparat tidak bisa main tembak, tapi kalau bersenjata, memberikan perlawanan, membahayakan petugas dan masyarakat, sudah pemberian tembakan peringatan tiga kali, baru bisa dilakukan tembak di tempat. Jadi, tidak bisa sembarang tembak. Tidak boleh seperti itu. Ini negara hukum,” tuturnya kepada Radar Sampit di Palangka Raya, Minggu (29/5).

Prosedur itu, menurut Kadarmanta, harus dijalankan dengan baik sebelum mengeksekusi pelaku. Apabila masih bisa dilumpuhkan dan ditangani tanpa senjata, hal tersebut tidak boleh dilakukan, sekalipun pelaku bandar besar jaringan internasional ataupun bandar besar nasional.

”Jadi, bila tembakan peringatan sudah menyerah, tidak membahayakan petugas dan masyarakat, tidak bisa dilakukan eksekusi. Hal itu berlaku bagi seluruh petugas di lapangan, baik BNN maupun kepolisian,” katanya.

Selain itu, lanjut Kadarmanta, apabila dilakukan tembak mati di tempat bagi bandar narkoba, bisa menghambat proses penyelidikan dan pengembangan. Aparat akan kesulitan membongkar jaringan narkotika.

Meski demikian, kata Kadarmanta, BNN Kalteng menyambut positif tekad gubernur Kalteng dalam memerangi narkotika dan berencana memeriksa seluruh ASN di Kalteng. ”Kami dukung perang atas narkotika. Kami pun siap berkerja sama kapan pun,” tegasnya. (jok/daq/ign)

 Baca Juga: Ancam Tembak di Tempat, Gubernur Jangan Main Koboi-koboian!