KUALA KURUN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Mas (Gumas) melakukan panen perdana tanaman cabai rawit pada lahan milik kelompok tani (poktan) Pasare Hamparan Tani, di Desa Tumbang Sepang, Kecamatan Manuhing. Komoditas cabai rawit itu ditanam pada lahan seluas dua hektare, dan menghasilkan 14.700 batang cabai yang sudah berbuah.
"Melalui panen perdana ini, saya ingin budidaya tanaman cabai rawit serta komoditas hortikultura lainnya semakin meningkat setiap tahun, sehingga meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian petani," ucap Bupati Gumas Jaya Samaya Monong, Jumat (27/10).
Sekarang ini, kebutuhan dan permintaan yang stabil dan besar menjadikan cabai sebagai salah satu komoditas di pasar yang selalu dicari dan memiliki harga yang cukup dinamis. Data menunjukkan selama tahun 2022 sampai dengan 2023, harga cabai di Kabupaten Gumas terpantau cukup stabil, yaitu berkisar antara Rp70.000-Rp100.000 per kilogram.
"Untuk itu, saya minta kepada petani dan anggota poktan agar tetap semangat memanfaatkan dan mengembangkan lahannya untuk bercocok tanam komoditas tanaman pangan dan hortikultura. Semoga panen perdana cabai rawit ini menjadi penyemangat dan tambahan energi positif bagi pelaku pertanian," tuturnya.
Dia menuturkan, pemkab terus mendukung dan membantu para petani yang ingin berusaha pertanian dengan sungguh-sungguh. Hal ini bisa dilihat dari komitmen visi misi melalui salah satu program unggulan yakni smart agro. Dengan luas wilayah area pertanaman yang sangat luas, itu dapat dimanfaatkan untuk tanaman pangan dan hortikultura.
"Wujud dukungan itu yakni dengan meminta dinas pertanian dan penyuluh melakukan pendampingan melekat di lahan milik petani dan poktan, dengan memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan produksi dan produktifitas, sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan memberi jaminan sumber ekonomi keluarga," terangnya.
Selain itu, dinas pertanian juga harus berperan aktif menjadi penghubung antara petani dan sektor hilir yaitu potensi pasar, supaya semangat berproduksi tetap terjaga. Koordinasi dengan stakeholder terkait penyediaan fasilitas penunjang lainnya, seperti jalan produksi, sarana prasarana pasca panen, sampai pemasarannya.
"Penyuluh menjadi garda terdepan dalam penerapan kebijakan, teknologi, ilmu pengetahuan, dan aspirasi petani. Sebagai fasilitator dan motivator, mereka harus mewujudkan perubahan perilaku pertanian dari tradisonal ke modern yang efektif dan efisien, untuk mewujudkan smart agro," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gumas Aryantoni mengatakan, pada tahun 2022, pihaknya melakukan pengembangan tanaman cabai rawit yang dialokasi pada lahan seluas 10 hektare. Terdiri dari Kecamatan Kurun 3,5 hektare, Mihing Raya 1,25 hektare, Tewah satu hektare, Sepang 0,25 hektare, Manuhing empat hektare.
"Salah satu kelompok penerima manfaat adalah poktan Pasare Hamparan Tani, di Desa Tumbang Sepan, Kecamatan Manuhing, dengan alokasi dua hektare. Mereka melakukan penanaman bibit cabai rawit pada luasan lahan itu atau sebanyak 14.700 batang," ujarnya.
Dia melanjutkan, penanaman dilakukan mulai 19 Juli 2023, dengan jarak tanam 60x60 centimeter dan jarak antar bedengan 120 centimeter. Panen pertama kali dilakukan 26 Oktober 2023 dengan usia tanam kurang lebih 95 hari. Masa panen akan berlangsung selama enam bulan kedepan, dengan pemanenan dilakukan setiap tiga hari sekali.
"Dalam satu kali panen diperkirakan menghasilkan 3,5-5 ton per hektare. Kami akan tetap konsisten melakukan pembinaan dan pengembangan komoditas cabai rawit, sehingga dapat terus berkelanjutan," katanya.
Dia menambahkan, pengembangan cabai rawit pada poktan Pasare Hamparan Tani dilakukan dengan memberikan bantuan sarana produksi (saprodi), berupa benih cabai rawit varietas ORI 212, pupuk kandang, pupuk organik cair, pupuk phonska, yaramila, mutiara (NPK), kapur dolomit, insektisida dan fungisida, serta pendampingan pembuatan pupuk sekaligus obat-obatan alami (biosoaka) oleh penyuluh pertanian lapangan (PPL). Sedangkan proses pembukaan lahan, sepenuhnya dilakukan secara swadaya oleh poktan.
"Dalam pengembangan tanaman cabai rawit, kendala di lapangan yaitu terbatasnya sumber air di lokasi lahan pertanaman. Kedepan, kami minta kepada poktan agar menambah indeks penanaman dua sampai tiga kali, serta meningkatkan luasan sehingga bisa menjadi pusat pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian," pungkasnya. (arm/yit)