PANGKALAN BUN – Situasi keamanan Kotawaringin Barat selalu menjadi perhatian serius ketika pemilihan kepala daerah, baik itu pemilihan bupati (pilbup) maupun pemilihan gubernur (pilgub). Tak ingin kericuhan tahun pilbup sebelumnya terulang, aparat mempersiapkan pengamanan dengan matang.
Kemarin (4/6), aparat kepolisian menyimulasikan adanya kericuhan di depan KPU Kobar. Latihan pengamanan diawali dengan demontrasi yang dilakukan oleh salah satu pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kobar.
Suasana mencekam terlihat di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kotawaringin Barat jalan Iskandar. Ratusan massa tidak terima atas hasil pleno penghitungan surat pemilihan bupati. Massa berusaha masuk menemui Ketua KPU Kobar yang dituding memihak calon tertentu.
Pihak kepolisian mengajak bernegoisasi agar perwakilan saja menemui Ketua KPU Kobar untuk membicarakan soal salah persepsi tersebut. Namun massa tidak terima dan aksi saling melempar pun terjadi. Bentrok antara masa pendukung salah satu pasangan calon dengan aparat keamanan pun terjadi.
Massa semakin beringas sehingga water canon diturunkan untuk membubarkan demonstran. Massa tetap anarkis dan membakar ban di depan kantor KPU. Akhirnya polres menerjunkan tim penembak jitu untuk membubarkan massa yang sudah di puncak kemarahan. Akhirnya tim menembak sejumlah orang yang anarkis. Setelah itu massa baru membubarkan diri dan warga yang tertembak dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Semua cerita di atas hanya skenario simulasi penanganan demonstrasi yang dilakukan Polres Kobar dalam rangka menghadapi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati 2017 mendatang. Simulasi ini dipimpin oleh Kapolres Kobar AKBP Heska Wahyu Wdodo dengan didampingi Dandim 1014 Pangkalan Bun Letkol INF Wisnu Kurniawan serta dari unsur jajaran Pemkab Kobar hingga petinggi parpol di Kobar.
Simulasi ini sesuai perintah dari Kapolri terkait pilkada serentak gelombang dua. Untuk di Kalteng ada dua daerah yakni Kobar dan Barsel.
"Negosiasi sudah kita lakukan dan harus ada tindakan tegas untuk menangani kasus seperti ini. Secara keseluruhan simulasi berjalan lancar dan saya sangat mengapresiasi," bebernya.
Pilbup Kobar 2017 menjadi tantangan aparat dalam menciptakan kodisi keamanan dan tertib. Aparat tidak ingin kasus seperti tahun 2010 lalu terulang. Karena itu ada bantuan personel dari dari Polda, Brimob, serta dari anggota Polres Lamandau dan Sukamara.
"Pengamanan yang ketat ini untuk menghindari tindakan yang anarkis," pungkas Heska. (rin/yit)