SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Senin, 13 Juni 2016 15:57
Kasihannya, Jalani Ibadah Dijaga Sipir, Jumlah Jamaah Dibatasi

Kisah Warga Binaan Jalani Ibadah

DIBATASI: Para narapidana saat mendengarkan ceramah di Masjid Lapas, Sabtu (11/6). (FOTO: DINI MUTIARA PARLINA SINAGA/RADAR SAMPIT)

Meski menyandang status narapidana, mereka tidak lupa kewajiban sebagai umat muslim dan niat bertobat. Lalu, bagaimana aktivitas napi selama Ramadan tahun ini?

DINI MUTIARA PARLINA SINAGA, Sampit

Lembaga pemasyarakatan Klas II B Sampit terdengar hening, Sabtu (11/6), usai gerimis mengguyur. Sejumlah mobil dan kendaraan roda dua terparkir di halaman lapas. Saat gerbang lapas terbuka, sayup-sayup lantunan ayat suci Alquran terdengar.

Di sebuah bangunan yang terang, tampak orang-orang menggunakan perlengkapan ibadah salat. Di bangunan yang terletak di tengah Lapas itu, ratusan jamaah masjid Lapas Sampit sedang khusyuk mengikuti pelaksaan salat Tarawih. Kalapas dan para sipir juga membaur disela-sela syaf.

Para narapidana menggunakan alat ibadah lengkap, mulai dari peci, baju koko, sarung, dan mukena. Satu syaf paling belakang, diisi napi wanita, sedangkan jamaah laki-laki mengisi sisi kanan kiri hingga dalam masjid.

Sama seperti masyarakat umumnya, dalam bangunan masjid itu keinginan mereka semua sama. Meski rata-rata mantan penjahat, mereka serius menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim.

Rakaat demi rakaat diikuti, usai salam pengakhir salat. Lantunan salawat mereka yang paling nyaring di antara masjid kebanyakan. Siapa sangka, semangat warga binaan ini mengeluarkan energi positif yang luar biasa. Bahkan, masjid ini terlalu kecil untuk menampung antusias warga binaan yang ingin melaksanakan ibadah bersama.

Sampai pada rakaat ke delepan, para napi sejenak menghela nafas dan meregangkan badan. Tirai pembatas berwarna hijau antara syaf perempuan dan laki-laki dibuka. Sang imam dari departemen agama memberikan siraman rohani. Meski jam sudah menunjukkan pukul 20.00 lewat, tidak nampak guratan lelah di wajah mereka.

Seraya mendengarkan ceramah, sesekali para napi melirik ke arah wartawan Radar Sampit yang menyodorkan kamera ke arahnya. Ceramah agama sebagai bahan introspeksi diri dan mengingat dosa masa lalu didengarkan hingga akhir. Selanjutnya, jamaah kembali berdiri melaksakan witir sebanyak tiga rakaat.

---------- SPLIT TEXT ----------

Setelah selesai, ratusan napi menengadahkan tangan untuk memohon ampunan dan berharap doanya dikabulkan. Ingin menjadi sosok yang lebih baik dan dibukakan pintu tobat menjadi doa dalam hati di akhir sujud sang napi.

Di hadapan Tuhan, semua manusia sama, tak ada beda. Narapidana hanya status, mereka bukan penjahat, hanya tersesat dan perlu pembinaan untuk bisa kembali ke jalan yang lurus.

Ketika semua jamaah menyerukan ”amin”, lantunan salawat terus dikumandangkan seraya menjulurkan tangan untuk bersalaman. Kata maaf terucap, senyum lebar tergurat. Ada yang merangkul dan mencium pipi.

Dengan tertib para napi kembali ke balik jeruji besi sesuai blok sel tempatnya ditahan. Tidak lupa melewati sipir yang berjaga, napi menggenggam tangannya sebagai tanda saling memaafkan atas perbuatan khilaf sehari-hari.

Mesjid sudah hampir kosong, diurutan paling belakang pejabat baru Kalapas Sampit, M. Khaeron menyapa wartawan koran ini. Dia mengungkapkan, jamaah tarawih di lapas Sampit dibatasi dan tetap dijaga ketat sipir. Maklum, petugas lapas dengan jumlah napi tidak sebanding.

”Setiap hari bergantian, tidak sekaligus semua blok sel mengikuti tarawih dengan alasan keamanan,” ujarnya.

Menurutnya, sipir yang berjaga hanya ada enam orang, tapi diperbantukan dengan petugas lapas yang ikut tarawih. Jumlah tahanan sebanyak 573 orang, beragama muslim ada 505 orang. Saat tarawih, ada sekitar 120 orang yang diikutkan dan sesuai kapasitas tampungan masjid.

Saat pelaksanaan hari pertama tarawih, pihaknya memasang tenda tambahan di halaman masjid karena banyaknya napi yang ingin melaksakan tarawih di malam pertama. ”Bukti bahwa warga binaan juga ingin mengubah diri menjadi manusia yang lebih baik di mata Allah dan masyarakat tempatnya kembali kelak,” kata Khaeron. (***/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers