SAMPIT – Ratusan korban kebakaran di Desa Tumbang Sangai tahun ini bakal berlebaran di tenda pengungsian. Musibah kebakaran yang terjadi Kamis (30/6) lalu itu, meluluhlantakkan tempat tinggal dan harta benda mereka. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim membangun tenda di Jalan Jatta RT 07-08, kompleks pasar, Minggu (3/7).
Sebanyak tiga tenda didirikan untuk ratusan pengungsi, terdiri dari satu tenda untuk penduduk yang berkeluarga. Selain tenda untuk bermalam, pemkab juga menyediakan posko kesehatan yang ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim, Palang Merah Indonesia (PMI), dan puskesmas setempat.
”Tadi malam (2/7) kami melakukan rapat koordinasi bersama muspika setempat dan disepakati membangun tiga tenda saja. Sekarang proses evakuasi pengungsi ke tenda,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim, Sutoyo (3/6).
Tak semua korban kebakaran beralih ke tenda pengungsian. Sebagian sudah menumpang ke rumah keluarganya masing-masing. Sebelumnya juga sudah ada posko kebakaran di SMP PGRI Tumbang Sangai.
”Sementara sebagian penduduk diungsikan ke sini sambil menunggu bantuan yang masih mengalir,” katanya.
Seperti diketahui, kerugian kebakaran di Desa Tumbang Sangai, Kecamatan Telaga Antang, ditaksir mencapai Rp 24 miliar. Perhitungan mengacu pada 71 bangunan hangus yang terdiri dari 15 los bangunan, 17 rumah, dua gudang, dan 37 ruko.
---------- SPLIT TEXT ----------
Selain itu, petugas identifikasi yang turun ke lapangan pada Jumat (1/7) lalu sudah mengamankan sejumlah barang bukti. Salah satunya bekas genset yang hangus yang diduga menjadi sumber api.
Kapolsek Antang Kalang Ipda Rahmad mengatakan, dari keterangan saksi Irfan Rijani, api muncul saat dirinya mengisi bensin genset miliknya yang sedang menyala saat itu. ”Saat membuka tutup genset, api tiba-tiba muncul dari tangki dan langsung menyambar bangunan dari kayu miliknya,” kata Rahmad. (rm-75/ign)