SAMPIT – Kepeduliansebagianwarga Kota Sampit terhadap kebersihan kota kian melorot. Masih banyak warga yang tak peduli lingkungan dengan membuang sampah sembarangan dan melanggar aturan. Setelah Idul Fitri Rabu (6/7) lalu, sampah sempat ”mengepung” Sampit selama dua hari. Sebagian besar sampah sampai berserakan di jalan.
”Di semua TPS (tempat pembuangan sampah, Red) yang kami datangi memang berserakan sampahnya. Apalagi momen Ramadan waktu itu, kan banyak pedagang dadakan yang jual es atau takjil di pinggir jalan,” ucap Leo, sopir pengangkut sampah dari Dispertasih Kotim, Sabtu (9/7).
Sampah yang berserakan itu bahkan terjadi hampir setiap waktu, meskipun jadwal pembuangan sampah sudah berakhir dan mereka selesai mengangkut sampah. Padahal, kata Leo, di setiap TPS sudah dipasang pemberitahuan mengenai jadwal pembuangan sampah dan sanksinya bagi yang melanggar.
”Masyarakatnya buang sembarangan. Padahal sudah dipasang palang pemberitahuan kalau jadwal buang sampah itu dari jam 16.00-03.00 WIB, tapi masyarakatnya memang tidak peduli,” katanya.
Selain sampah meluber sampai jalan raya, ada beberapa titik trotoar yang menjadi tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar meskipun tidak ada TPS. Leo mengharapkan ketegasan sanksi terhadap warga yang membuang sampah sembarangan dan di luar waktu yang ditentukan.
Hal tersebut untuk memberikan efek jera. Jika tak ada ketegasan, kesadaran masyarakat Kotim dalam membuang sampah tidak akan pernah muncul. ”Kecuali pemerintah menurunkan Satpol PP untuk menegakkannya, soalnya peraturannya kan juga sudah ada. Penindak hukumnya ini siapa? Harus jelas. Kalau kami kan mana bisa,” tegasnya.
Sementara itu, setelah Lebaran, sampah baru terangkut pada Jumat (6/7) lalu. Karena sempat tertahan dua hari, sampah menumpuk. Di Jalan Muchran Ali, Baamang Tengah, petugas kebersihan baru mengangkut tumpukan sampah Sabtu (9/7) pagi. Padahal sampah-sampah tersebut sudah hampir menutupi setengah badan jalan.
Seorang petugas kebersihan mengatakan, setiap Lebaran sampah selalu menjadi momok bagi masyarakat. Pihaknya kewalahan mengatasi tumpukan sampah yang melebihi volume sampah pada hari biasa.
”Sejak kemarin mulai melakukan pembersihan, terutama sampah di TPS karena dua hari libur Lebaran. Jadi, sampah tertumpuk dan sedang dicicil untuk diangkut,” ujarnya.
Petugas kebersihan harus bekerja ekstra mengangkut sampah yang menumpuk. Apalagi sampah tersebut mengeluarkan bau tidak sedap dan mengotori sejumlah titik kota Sampit. Tumpukan sampah menggangu pengendara yang melintas.
Dinas Perumahan Tata Kota dan Kebersihan (Dispertasih) Kota Sampit akan mencari cara untuk mengatasi permasalahan sampah. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dispertasih Kotim Erayoles mengatakan, sampah yang sempat menumpuk itu terjadi lantaran petugas pasukan kuning, di antaranya ada yang tidak bisa menjalankan tugas lantaran merayakan Lebaran.
”Masalah sampah itu kami memang tidak bisa memaksa lebih, karena mereka (petugas kebersihan) merayakan Lebaran. Tetapi, untuk saat ini sudah mulai kembali normal. Sudah saya pantau. Sempat kemarin mau saya kerasin, tetapi ini perayaan hari keagamaan, jadi kami tidak bisa,” katanya. (sei/rm-75/mir/ign)