SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Rabu, 23 September 2015 21:08
Kota Menghilang Beberapa Jam
Warga menembus pekatnya kabut asap di tengah Sungai Mentaya, kemarin. Kabut asap semakin pekat menyelimuti Sampit.

SAMPIT – Kabut asap yang menyelimuti Kota Sampit kian parah. Bahkan, wilayah Kota Sampit seolah menghilang ditelan asap. Di beberapa tempat, jarak pandang berada di bawah sekitar 10 meter. Warga kian tersiksa dengan kabut yang sepanjang hari harus dihirup tersebut.

”Kabutnya malah semakin parah. Rumah tetangga saya sampai tak terlihat, seolah menghilang. Entah sampai kapan kondisi seperti ini berlangsung,” kata Risa, salah seorang warga Sampit, Selasa (22/9).

Kondisi itu nyaris terjadi secara merata. Warga pun ramai-ramai mengupload kondisi di sekitar wilayah mereka yang tertutup kabut di sejumlah media sosial. Asap berangsur mulai menipis menjelang siang, namun belum sepenuhnya hilang. Cuaca seolah mendung karena sinar matahari terhalang asap. Kondisi itu sudah berlangsung sekitar sebulan lebih.

Pekatnya kabut asap sepanjang hari juga membuat aktivitas penerbangan di Bandara H Asan lumpuh total. Kemarin, kabut asap memang terasa lebih parah dibanding hari-hari sebelumnya. Jarak pandang pun diprediksi hanya mencapai sekitar 10 meter saja , sehingga penerbangan ke semua rute harus dibatalkan.

”Hari ini (kemarin) kabut asap parah sekali, penerbangan batal total,” kata Branch Manager Kalstar Aviation Novallino.

Menurut Noval, jika melihat kondisi saat ini, perlu adanya penanganan cepat dari Pemkab Kotim agar penerbangan tidak terus menerus terkena dampaknya. Salah satu langkah efektif, yakni melalui hujan buatan.

”Pengadaan hujan buatan lebih efektif. Kobar infonya sudah ada pesawat hujan buatan,” katanya.

Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rukmana Priyatna mengungkapkan, pihaknya telah mengusulkan pengadaan pesawat untuk melakukan hujan buatan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Kalteng. Pasalnya, water bombing (bom air) dinilai tidak efektif untuk memadamkan api, tetapi justru menambah asap.

”Kalau hujan buatan lebih deras airnya dan bisa sekalian memadamkan titik panas. Kalau pakai pesawat bisa menembus kabut asap,” katanya.

Komandan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kotim Letkol Kav Enda Mora Harahap mengatakan, pihaknya telah memadamkan 138 titik di lahan seluas 452 hektare.  Kebakaran lahan terbanyak terjadi di wilayah selatan Kotim; Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara dan Teluk Sampit.

 ”Kendala di lapangan sumber air, akses jalan, dan lahan gambut, sehingga  pemadaman harus dilakukan berkali-kali,” ucapnya.

 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara H Asan Sampit memprediksi hujan baru turun 28-29 September nanti. Jika melihat jumlah titik panas saat ini yang mencapai 241 titik lebih banyak dibandingkan kabupaten lain di Kalteng. Jika melihat kondisi ini, kemungkinan besar kabut asap akan  semakin parah.

 ”Saat ini kondisi udara sangat tidak sehat. Melihat jumlah titik panas, kabut asap kemungkinan akan semakin parah dan berimbas terhadap penerbangan,” kata Kepala BMKG Bandara H Asan Sampit Yulida Warni. (tha/ign)

loading...

BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers