SAMPIT- Kota Sampit. Kotawaringin Timur, tahun ini kembali gagal meraih adipura. Ini tahun kedua berturut-turut, daerah itu gagal meraih penghargaan sebagai kota kecil terbersih itu.
”Saya pernah mengatakannya, kalau tahun ini Kotim mendapat adipura, itu hanya bonus. Kalau saya yang jadi penilai, Kotim tidak layak mendapat adipura. Bagi saya, adipura bukan sebuah kebanggaan jika partisipasi masyarakat terhadap kebersihan tidak ada,” ucap Supian Hadi, Senin (25/7).
Menurutnya, partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan kota masih sangat rendah. Terbukti dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Ini menunjukkan kurangnya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan.
Sebagai bupati, dia ingin meraih adipura dari hasil partisipasi serta dukungan warga dalam menjaga kebersihan. Dengan kata lain, kebersihan dijaga kapanpun dan dimanapun tanpa harus menunggu penilaian adipura.
”Saya melihat ada daerah yang mendapat adipura tapi partisipasi masyarakat rendah, saya tidak ingin seperti itu. Partisipasi masyarakat itu diperlukan. Karena buat apa kita dapat adipura jika masyarakat tidak mendukung. SKPD juga harus membuat regulasi yang bagus, yang lebih baik lagi agar masyarakat bisa terlibat di dalamnya,” imbuhnya.
Kegagalan meraih adipura ini, bagi Supian Hadi menjadi sebuah tantangan pemerintah daerah. Untuk memperbaikinya, dirinya mengingatkan SKPD terkait untuk terus meningkatkan koordinasi.
”Jangan saling lempar tanggung jawab. Bidang apapun yang menyangkut kebersihan, seperti PU, tata kota, disperindagsar, kecamatan, dan lainnya, harus memiliki koordinasi yang baik. Hal ini dilakukan agar tercapai solusi bagaimana agar kebersihan di Kotim ini bisa terus terjaga,” tandasnya.(sei/yit)