PANGKALAN BANTENG - Penyebab Eko Sanjaya Putra mengakhiri hidup tampaknya masih menjadi misteri. Pihak keluarga tidak tahu pasti kenapa pemuda 19 tahun itu nekat gantung diri.
Eko tidak tampak memiliki beban pikiran. Dia kini lebih rajin bekerja setelah menyelesaikan hukuman akibat penganiayaan terhadap salah seorang PSK pada awal tahun 2015 lalu. Eko yang dikenal pendiam juga tidak menunjukkan perilaku aneh saat pulang ke kawasan pemukiman warga Lombok di Desa Amin Jaya, Sabtu (23/7) lalu.
Pasca tewas gantung diri di sudut kamarnya, Senin (25/7) sore, keluarga sepakat bahwa jenazah dimakamkan di tempat tinggal keluarga besar ibunya, Samsiah, di kawasan Gantung Pengayuh, Kabupaten Seruyan.
”Setelah menjalani hukuman itu dia jadi lebih rajin bekerja, bahkan sikapnya menjadi lebih santun,” tutur Saerun, salah satu kerabat korban.
Sejak masih bersekolah di SD N 1 Amin Jaya, Eko dikenal cukup bandel bahkan berlanjut hingga masuk ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).
”Di SMP itu dia dari kelas satu tidak naik ke kelas dua, makanya dia putus sekolah dan ikut kerja bapaknya jadi penambang emas,” katanya.
Terkait motif tindakan korban, Kapolsek Pangkalan Banteng Ipda Imam Sahrofi mengatakan, belum mendapatkan keterangan pasti. Namun dari informasi yang ada, beberapa hari sebelum kejadian, korban pernah berselisih paham dengan ibunya lantaran uang yang seharusnya dikirimkan untuk biaya kuliah kakak pertamanya dihabiskan untuk keperluan pribadi korban.
”Infonya sebelum ini korban pernah dimarahi karena dititipi uang untuk dikirimkan ke kakaknya yang sedang kuliah, namun uangnya dipakai untuk keperluan sendiri,” katanya, Selasa (26/7) siang. (sla)