SAMPIT – Selasa (27/4) sore lalu menjadi hari paling kelam bagi Rini Wajinah (66). Wanita itu harus menghadapi kenyataan pahit di usianya yang sudah senja. Dia mendapati anaknya, Didik Junardi, tewas dengan cara gantung diri di kamarnya, Desa Tangar, Kecamatan Mentaya Hulu, Kotim.
Rini langsung panik dan histeris. Dia meminta tolong pada warga sekitar. Teriakan pilu yang berkumandang satu setengah jam sebelum waktu berbuka itu mengagetkan warga yang langsung berbondong-bondong mendatangi rumahnya.
Saat diperiksa, pria yang sudah lama bercerai dengan istrinya itu dinyatakan meninggal dunia. ”Korban ditemukan ibunya dalam kondisi meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya,” kata Kapolsek Mentaya Hulu Ipda Suwardi, Rabu (28/4).
Dia menuturkan, penyidik belum mengetahui motif di balik aksi nekat korban. ”Ini yang masih belum kami ketahui. Dari keterangan ibunya, korban sempat bercerai dengan istrinya,” ujarnya.
Menurut Suwardi, penemuan jenazah Didik itu bermula ketika ibunya, Rini, berniat membangunkan korban yang saat itu di dalam kamarnya sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu korban tidak menyahut.
Rini tak curiga sedikit pun dan mengira anaknya masih tidur. Dia lalu pergi ke dapur untuk memasak persiapan berbuka puasa. Sekitar pukul 16.00 WIB, dia lalu mencoba membangunkan kembali anaknya dengan cara mengetuk pintu kamar. Namun, tetap tidak ada jawaban.
Rini pun mulai curiga. Dia mencoba memanjat kamar korban untuk melihat keadaan di dalam. Rini kaget saat melihat korban dalam keadaan tergantung. Dia langsung histeris dan meminta tolong warga.
”Tak lama warga berdatangan untuk melepaskan korban dari ikatan tali di lehernya. Saat diperiksa, korban sudah meninggal dunia,” katanya, seraya menambahkan, pihaknya telah mengamankan tali yang digunakan untuk gantung diri tersebut. (sir/ign)