SAMPIT – Momen hari besar umat Islam, Idul Adha atau Hari Raya Kurban, memberikan berkah tersendiri bagi penjual hewan kurban, yaitu Sapi dan Kambing. Namun, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pedagang resah dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil dan bisa memberi dampak buruk pada penjualannya. Alih-alih untung, malah bisa buntung.
“Bisa bangkrut saya tahun ini kalau penjualan anjlok. Makanya tidak berani menambah stok penjualan, kecuali ada yang pesan saja. Paling stok bisa sepuluh ekor sapi,” kata Saneri, penjual yang membuka ternak hewannya di Jalan Tatar, Mentawa Baru Ketapang, Sampit, Kamis (28/7).
Saat ini Saneri belum memiliki stok sapi. Di kandangnya hanya ada sejumlah kambing. Diperkirakan Sabtu nanti datang sapi persediaan Idul Adha. Biasanya Saneri bisa menghabiskan 70 ekor sapi. Namun, melihat kondisi yang riskan, ia hanya memasok 40 ekor sapi dengan harga jual dikisaran Rp 13 – Rp 20 juta tergantung ukuran hewan.
Kambing distok sebanyak 150 hingga 200 ekor dengan harga Rp 2 – Rp 3 juta. “Kalau kambing setiap hari pasti ada saja yang beli. Untuk sapi dijual saat momen Lebaran haji,” ujarnya.
Menurutnya, konsumen utama adalah perusahaan perkebunan sawit. Namun, karena ekonomi merosot, bisnis sawit ikut lesu. Jadi, pemesanan diperkiran berkurang drastis.
---------- SPLIT TEXT ----------
“Tahun kemarin mendingan karena bertepatan dengan pemilu. Sekarang cuma nanya harga, belum pesan,” lanjutnya..
Saneri mengungkapkan, pemicu lain di luar ekonomi, yaitu bahan makanan hewan yang sulit didapat. Makanan utama rumput yang memasuki musim kemarau akan kering. Pelanggan tidak mau terima sapi yang berpostur kecil.
“Stok sapi akan diambil pada momen-momen terakhir saja. Namun, jangan lupa ombak besar bisa menghalangi pengiriman,” katanya.
Hal serupa diungkapkan Romiyati, pedagang sapi di Gang Serono, Baamang Tengah. Dia mengeluhkan sepinya pelanggan yang memesan sapi miliknya.
“Biasanya ramai, sekarang mulai sepi karena ekonomi lemah. Sawit anjlok berbarengan momen Idul Fitri dan anak masuk sekolah. Biasa ambil tiga ekor, sekarang cuma satu ekor,” ungkapnya.
Namun, sejak ia memasok sapi dari Kumai, Kabupaten Kobar minggu lalu, sebanyak 49 ekor sudah dipesan dan sebagian tersisa 13 ekor hingga Kamis (28/7). “Stok nanti 70-80 ekor dengan harga Rp 13 juta sampai Rp 18 juta,” ujar Romi.
Selain untuk perusahaan dan pembelian pribadi, Romiyati juga memasok ke masjid-masjid wilayah kota Sampit. “Sapi harus betul-betul dirawat sampai nanti diambil oleh pembeli,” tutupnya. (ara/ign)