SAMPIT – Polemik masalah parkir di Kota Sampit, seakan tak ada habisnya. Tak hanya iuran yang ditarik juru parkir yang melebihi ketentuan yang kerap dikeluhkan masyarakat. Masalah penarikkan di kawasan pribadi/ usaha pun dikeluhkan. Bahkan hal ini sering memicu adu mulut antar pengusaha dan pengelola parkir.
Ketua Persatuan Pekerja Parkir Kotim Audy Valent khawatir masalah ini menjadi polemik berkepanjangan dan berujung pada benturan fisik antara pengusaha dan pengelola parkir.
”Yang kita khwatirkan itu benturan fisik di lapangan. Kita tahu orang parkir ini SDM-nya di bawah, bekerja di terik matahari, sementara memungut dimarahi,” kata Audy.
Dia mengakui cekcok sudah sering terjadi karena sejumlah pengusaha belum mengerti tentang parkir khusus dan parkir di bahu jalan.
Sejumlah tempat usaha yang menolak dipungut parkir tersebar di beberapa tempat, seperti Jalan Ahmad Yani, MT Haryono, HM Arsyad, Pelita, Suprapto, Iskandar, Antasari, Kapten Mulyono, Tjilik Riwut, Walter Condrad, Muchran Ali, Ir H Juanda, dan Jalan Sudirman.
Audy tidak ingin pekerja parkir selalu dapat tudingan miring dari masyarakat dan para pembuka usaha, khususnya yang berada di dalam zona parkir yang telah ditetapkan Dishubkominfo Kotim. Mereka merapikan kendaraan, melancarkan arus lalulintas, mengamankan kendaraan, hingga menyetor PAD.
Sementara itu Kepala Dishubkominfo Kotim H Fadlianor menyatakan akan menurunkan tim ke lapangan. Sebagai persiapan, dishub akan memanggil pengelola parkir untuk koordinasi dalam menyosialisasikan tentang zona parkir kepada pengusaha. Pengelola parkir juga harus menunjukkan mana saja usaha yang menolak pemungutan parkir.
”Biasa lika liku parkir ini, kadang ya seperti itu,” ungkap Fadlianor. (co/yit)