SAMPIT – Kebakaran hutan dan lahan masih saja terjadi. Rabu (14/9), sebanyak 21 hotspot terlihat di Kotim. Petugas gabungan hingga kini masih berusaha untuk mencari titik panas tersebut.
Dandim 1015 Sampit Letkol Inf I Gede Putra Yasa menegaskan, pihaknya bersama petugas gabungan sudah terjun ke lapangan mencari titik panas tersebut. ”Langsung disiagakan, anggota akan dikerahkan. Sekarang kami tidak akan hanya memadamkan tetapi akan menangkap pelakunya. Akan dipenjarakan,” tegas I Gede Putra Yasa kepada Radar Sampit.
Hingga saat ini yang menjadi kekhawatiran adalah Kecamatan Antang Kalang. Sebab terpantau sebanyak 13 hotspot di sana. Selain itu jalan sulit dilalui mobil pemadam kebakaran, dan jarak tempuh cukup jauh. Sementara di Kecamatan Baamang terpantau satu hotspot, Bukt Santuai tiga hotspot, Cempaga tiga hotspot, dan Telawang satu hotspot. ”21 hotspot ini masih dicari, mana yang benar-benar api, atau mana yang bukan,” tambahnya.
Setiap kebakaran hutan dan lahan yang ditemukan, Dandim mengaku langsung ditindaklanjuti untuk mencari pelakunya. Sejauh ini berbagai imbauan atau sosialisasi sudah diberikan kepada masyarakat agar tidak membakar hutan dan lahan, terutama pada musim kemarau. ”Kami tidak akan main-main, siapa saja pelakunya akan ditangkap,” timpalnya.
Untuk hotspot di wilayah Kecamatan Baamang sudah ditemukan kemarin sore. Dandim 1015 Sampit langsung ke lokasi kebakaran di Kelurahan Baamang Hulu Jalan Tjilik Riwut, Gang 2 Dara. Sebuah perkebunan nanas sekitar 500 meter sudah habis terbakar. Sekitar pukul 14.30 WIB petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD Kotim, dan pihak kelurahan bekerja sama memadamkan api.
Sekitar lokasi, petugas kesulitan mencari sumber air. Semua tampak kering, hanya sumur berukuran kecil yang dimanfaatkan untuk memadamkan api yang membakar lahan gambut tersebut.
Lurah Baamang Hulu Sufiansyah mengatakan, di wilayahnya memang kebanyakan adalah hutan dan lahan kosong. Dirinya mengaku sudah berulang kali menegur dan meminta warga tidak membakar sembarangan.
”Luasan Baamang Hulu adalah 899,21 hektare ini memang daerah gambut dan mudah terbakar. Kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk menghindari kebakaran lanjutan yang akan terjadi di kemudian hari,” ujarnya.
Koordinator Damkar Baamang Syahrani menyebutkan bahwa selang yang digunakan petugas di lapangan tidak sampai ke lokasi. Sehingga setelah diminta Lurah Baamang Hulu untuk membantu kebakaran tersebut ke Damkar Baamang. Dengan menggunakan sekitar 300 meter selang akhirnya pemadaman bisa dilakukan, dengan menggunakan air sungai sekitar. (mir/dwi)