SAMPIT – Kecamatan Mentaya Hulu tampaknya masih menjadi habitat beruang. Hal ini terbukti dari adanya warga Desa Kuala Kuayan yang menemukan anak beruang beberapa waktu lalu. Kemarin (19/9), satwa yang sempat dirawat oleh Surya Darma selama satu bulan itu diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit.
”Sudah satu bulan anak beruang ini kami rawat, kami tahu kalau beruang ini termasuk hewan yang dilindungi oleh pemerintah, makanya dari awal sudah ada niatan untuk menyerahkannya ke pihak berwenang. Kebetulan pas hari Jumat tadi kami ada urusan ke Sampit, anak beruangnya sekalian kami bawa untuk diserahkan ke petugas,” kata Surya, Senin (19/9).
Anak beruang itu didapatkan Surya dari seorang warga yang pulang dari kebun. Anak beruang berjenis kelamin jantan tersebut diperkirakan berumur tiga bulan. Ketika diserahkan ke BKSDA, kondisi binatang berwarna hitam itu sehat, tidak ada luka, namun agak kurus.
Komandan Pos BKSDA Sampit Muriansyah mengatakan, belum jelas apa yang menyebabkan anak beruang ini terpisah dari induknya. Sebab beruang adalah tipe binatang yang tidak akan sembarangan meninggalkan anaknya, kecuali dalam kondisi terdesak. Tapi menurut perkiraan sementara, induk dari beruang tersebut mati atau lari ketakutan karena dikejar pemburu.
”Anak beruang ini akan dibawa ke Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II BKSDA yang ada di Pangkalan Bun untuk dilepaskan di Suaka Marga Satwa Lamandau. Meskipun kelihatannya sehat, tapi pemeriksaan kesehatan tetap perlu dilakukan karena ini sudah merupakan prosedur wajib,” ujarnya.
Ditambahkannya, BKSDA mengapresiasi atas kesadaran masyarakat untuk membantu pemerintah dalam melindungi satwa liar dilindungi dengan menyerah secara suka rela satwa temuan mereka kepada pihak berwenang. Ia berharap kesadaran masyarakat tersebut akan semakin tinggi, sehingga tidak ada lagi tindak kekerasan atau pelanggaran lainnya terhadap satwa dilindungi yang dilakukan oleh manusia. (vit/yit)