SAMPIT – Warga Jalan Kartini X RT 15 RW 05, Kelurahan Baamang Hilir, geger dengan tumbuhnya bunga bangkai di area pemukiman. Bunga bangkai jenis gigas dengan nama latin amorphophallus gigas itu mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Sejumlah warga dikabarkan mual dan muntah.
Temuan tersebut memicu rasa keingintauan warga sekitar yang berbondong-bondong melihat secara langsung wujud tumbuhan langka tersebut. Nurhadi Saiman (55), pemilik rumah tempat bunga itu tumbuh mengatakan, seorang staf camat sempat datang ke lokasi untuk momen langka tersebut.
”Kalau tunasnya itu sudah kelihatan sejak seminggu yang lalu. Kami kira itu cuma tumbuhan yang biasa tumbuh di sekitar sini. Tapi, semakin hari tumbuhannya semakin besar dan bentuknya mulai berubah, kelopaknya muncul sejak tiga hari lalu,” ungkap Nurhadi, Kamis (6/10).
Meskipun indah, lanjut Nurhadi, bunga bangkai tersebut mengeluarkan bau busuk menyengat. Puncaknya, sekitar pukul 4 sore, Rabu (5/10), akibat bau menyengat, sejumlah warga yang bermukim di sekitarnya merasa mual, bahkan muntah karena tidak tahan.
Mengetahui bunga tersebut merupakan spesies langka, Nurhadi Saiman berencana menjaga tumbuhan tersebut sampai mati dengan sendirinya. Bahkan, untuk menjauhkan dari tangan-tangal usil, dia memasang pagar di sekeliling tumbuhan tersebut.
Tetangga Nurhadi, Yatmi menambahkan, saking tidak tahannya dengan bau yang dikeluarkan bunga bangkai tersebut, dia sempat menutup bunga itu dengan ember. Tapi, ketika ditutup ember, bunga itu malah mengeluarkan banyak air. Karena takut bunga mati, dia mengambil kembali ember tersebut.
”Kemarin baunya sangat menyengat dan dikerubungi banyak lalat. Mungkin karena kehujanan, baunya sudah tidak ada dan bunganya kelihatan sudah mulai layu,” ujar Yatmi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sanggul Lumban Gaol mengatakan, kejadian ini termasuk fenomena langka. Sebab, bunga bangkai belum tentu tumbuh setiap tahun.
Selain itu, bunga bangkai tidak bisa tumbuh di sembarang tempat dan biasanya memerlukan kelembaban dengan kondisi lingkungan yang mendukung. Misalnya, di dalam hutan, sehingga jarang ditemukan di area permukiman warga.
”Untuk daerah Kalimantan dan Sumatera, memang sudah beberapa kali ditemukan tumbuhan, karena kawasannya masih banyak terdiri dari hutan, tapi kalau tumbuhnya di tengah permukiman warga sangat jarang. Tapi, bisa jadi karena di situ ada bibitnya dan kondisi lingkungan serta kelembabannya cocok, sehingga bisa tumbuh,” ujarnya.
Tumbuhnya bunga bangkai tidak menutup kemungkinan di waktu berikutnya bunga tersebut akan kembali ditemukan. Karena spora yang terbawa angin telah menyebar di sekitar lokasi tersebut. Untuk melestarikan tumbuhan jenis ini sangat sulit, karena perlu perlakukan khusus.
”Jika kondisi tanah, iklim, dan kelembabannya tidak cocok, seberapa banyak bibit yang ditanam maka bunga bangkai tersebut tetap tidak akan bisa tumbuh,” tandasnya. (vit/ign)