SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Kamis, 20 Oktober 2016 18:47
Ada Sianida di Limbah PT KBK

Perusahaan Jamin Aman

CEK LAPANGAN: Wagub Habib Said Ismail meninjau kolam pengelolaan limbah PT KBK yang diduga mencemari lingkungan.(TIM RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA – Pemprov Kalteng menindaklanjuti laporan dugaan pencemaran lingkungan oleh lima PT Kasongan Bumi Kencana (KBK) yang beroperasi di Katingan. Wakil Gubernur Habib Said Ismail memboyong tim dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kalteng, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kalteng, dan Dinas Kehutanan Kalteng, untuk meninjau lokasi pengelolaan limbah perusahaan.

Rombongan diarahkan pihak perusahaan menuju lokasi pembuangan akhir limbah. Di sana beberapa ikan nila mati. BLH langsung mengambil sampel air. Wagub bahkan memilih meminum langsung air dari kolam tersebut.

Wagub Habib Said Ismail dan Kadistamben Kalteng Ermal Subhan meminta ditunjukkan sumber utama pembuangan dan pengelolaan limbah PT KBK. Saat itu, pihak perusahaan sempat berkilah dan bertele-tele. Itu menyulut kemarahan Habib dan Ermal.

”Kita mau lihat sumbernya di mana. Kalau di sini tentu sepertinya sudah di-setting baik. Kalau tidak mau mengantar, kita akan cari sendiri di mana sumber utamanya. Itu yang ingin kita lihat," kata Ermal Subhan saat meninjau lokasi pada Selasa (18/10) lalu.

”Ini merupakan tindaklanjut laporan masyarakat dan aksi demonstrasi terkait dugaan pencemaran limbah PT KBK," timpal Habib Ismail.

Untuk menguji sample air, Pemprov Kalteng akan menggunakan laboratorium independen dan bisa diawasi pihak terakit. Agar hasilnya akurat, pengujian akan dilakukan di beberapa laboratorium. ”Nanti kalau hasilnya sudah diketahui, kita akan ekspos," tukasnya.

Pantauan sementara, di satu kolam yang ditunjukan pihak perusahaan, ada ikan nila yang hidup, dan air terlihat jernih. Hal tersebut menunjukan bahwa air dalam kondisi baik. Pasalnya, ikan nila adalah ikan yang paling lemah. Kalau ada limbah yang mencemari tentu ikan tidak akan bertahan.

”Paling tidak itu menunjukan mutu air cukup bagus. Dan saya juga sempat meminum air yang ada di kolam. Tapi kita kan tidak hanya melihat dari itu saja," ucap Habib Ismail.

Hasil labolatorium yang akan menjadi acuan. Pasalnya, air yang diminum Wagub dan ada ikan yang hidup, hanya pada satu kolam. Sementara kolam pengelolaan limbah PT KBK ada enam.

”Kitakan sudah ambil semua sample air, tetap nanti hasil labolatorium yang akan kita gunakan," tandasnya.

Ermal Subhan juga menginstruksikan untuk mengambil sampel ikan yang mati dan air di kolam pengelolaan limbah PT KBK. ”Untuk sementara, kita melihat indikasi pencemaran lingkungan itu ada. Itu dapat dilihat adanya beberapa ikan yang mati," tegas Ermal.

Menurut dia, ikan yang ada di dalam kolam sepertinya baru dimasukan. Untuk itu, pihaknya ingin semua kolam diperiksa. ”Kita wajar curiga, karena sudah beberapa kali laporan terkait dugaan pencemaran limbah PT KBK," tukasnya.

Ermal juga mencurigai bahwa air yang ada di kolam bukan dari sumber pembuangan limbah. Pasalnya, air terlihat sangat jernih dan ada beberapa pipa besar yang berada di samping kolam.

”Kita ingin semua berjalan dengan baik dan pengelolaan limbah ini benar-benar dengan profesional, tidak mencemari lingkungan," kata dia.

Ermal mengatakan, jika indikasi tersebut benar, tentu akan diberikan sanksi tegas kepada perusahaan. ”Kalau hasil labolatorium terbukti ada pencemaran limbah, PT KBK tentu kita akan evaluasi semua. Dan kita akan bertindak tegas," tandasnya.

Sementara itu, PT KBK mengaku bingung dituding dan dilaporkan telah mencemari lingkungan. Perusahaan merasa telah mengolah limbah secara profesional dengan grand technology.

Sistem tersebut diyakini sangat aman untuk recovery sianida yang digunakan melarutkan bijih emas. Perusahaan berani menjamin sianida yang keluar sangat aman dan tidak mencemari air.

”Jadi ada satu proses di mana kita bisa melakukan recovery terhadap sianida. Sehingga sianida yang keluar itu sudah sangat aman," tegas Direktur Utama PT KBK Andi Kuswara.

Salah seorang pimpinan PT KBK, Cakra, mengatakan, pihaknya rutin melakukan pemeriksaan labolatorium terhadap air kolam pengelolaan limbah. Itu dilakukan rutin tiap minggu. ”Karena kita sangat berhati-hati terkait pengelolaan dan pembuangan limbah," ucap Cakra.

Dia menjelaskan, perusahaan tambang, khususnya emas, bisa ditutup operasinya jika dua hal yang krusial terjadi, yakni hubungan tidak baik dengan masyarakat dan adanya pencemaran limbah. ”Kalau kita melakukan tidak dengan baik dan profesional mengelola limbah, maka kita sendiri yang akan rugi," tegasnya.

Untuk hubungan dengan masyarakat, PT KBK mengaku telah memberikan bantuan dari dana CSR, baik untuk pendidikan, infrastruktur jalan, dan penerangan jalan. Pihaknya juga kebingungan dengan aksi masyarakat Desa Tumbang Kalemei yang menuding ada pencemeran limbah sianida oleh PT KBK.

Pasalnya, wilayah operasi PT KBK tidak sampai Desa Tumbang Kelemei. ”Ini yang kita bingung, karena kita masih beroperasi di 431 hektare dan itu jauh berada di hilir Desa Tumbang Kelemei," tandasnya. (tim radarsampit)

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers