SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Jumat, 21 Oktober 2016 16:48
Nah Lo? Buaya Diberi Waktu Tiga Hari
BUAYA: Bupati Kobar Bambang Purwanto didampingi Kasatpolair Polres Kobar saat menyambangi kediaman Busu Thamrin kemarin. (JOKO/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN- Beberapa hari terakhir buaya meneror warga bantaran Sungai Arut Pangkalan Bun. Beragam pendapat dilontarkan masyarakat. Ada yang mengatakan buaya tersebut muncul karena habitat asli terganggu, ada pula yang menyampaikan pendapat yang berbau mistis. 

Keberadaan buaya ini juga menarik perhatian Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Bambang Purwanto. Bambang bersama Kepala Satuan Polisi Perairan (Satpol Air) Polres Kobar AKP Wawan Ariananda dan Polhut Team Rescue BKSDA SKW II Pangkalan Bun Muda Yulivan pun menyambangi kediaman Busu Thamrin A.S (78) di  Jalan Pangeran Antasari, Gang Rajawali, RT.03, Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kobar, Kamis (20/10). Mereka berkonsultasi mengenai munculnya buaya di Sungai Arut beberapa hari terakhir ini.  

Perilaku buaya ini cukup tenang meski ada aktivitas getek dan ditonton ratusan warga. Berbeda seperti buaya liar yang begitu mendengar suara getek langsung kabur. Menurut Thamrin, buaya tersebut ada yang memeliharanya. Kerena pemilik buaya sudah meninggal dunia, saat ini dipelihara oleh anaknya.

"Setiap ada hajatan pasti muncul, diberi makan khusus. Yang pasti, yang bisa mengontrolnya hanya orang yang memeliharanya," terang kakek yang tak mau disebut pawang buaya ini, Kamis (20/10).

Menurutnya, Buaya tersebut diberikan makanan khusus, seperti telur, sirih, bekapur, rokok, kemiri, dan nasi sekepal. "Kalau tidak diberi, pasti ada yang dirasukinya (kesurupan). Buaya di Sungai Arut ini sangat banyak, tidak terhitung jumlahnya. Rata-rata orang Sulung yang memelihara," ungkapnya.

Thamrin menerangkan, buaya peliharaan berbeda dengan buaya liar. Buaya liar sendiri tidak berani memasuki kawasan Sungai Arut yang ada permukiman penduduk karena sudah dijaga oleh buaya peliharaan. Buaya peliharaan juga tidak menggigit manusia. Saat pemiliknya meninggal, maka kepemilikan menurun ke anaknya.

"Kalau diganggu satu ekor saja, maka akan ada sepuluh buaya (kelompok) yang akan datang. Jangan ditembak atau disakiti," tandasnya.

Selain itu, Thamrin meminta Bupati Kobar Bambang Purwanto tidak menangkap buaya tersebut. Saat ini Thamrin sedang berusaha untuk memindahkan buaya tersebut ke tempat lain. "Saya pesankan dengan (buaya) punya saya supaya buaya itu dipindahkan ke tempat lain. Saya perlu waktu tiga hari untuk memindahkan buaya itu," beber Thamrin.

Sementara itu Bupati Kobar Bambang Purwanto setuju menunggu selama tiga hari ini, sesuai apa yang telah diminta oleh Busu Thamrin. Apabila masih muncul di Sungai Arut, maka ia meminta Polres Kobar dan BKSDA SKW II Pangkalan Bun untuk mengevakuasi ke habitat yang jauh dari pemukiman warga.

"Kami minta kepada Polres dan BKSDA sementara ini untuk menghimbau masyarakat bantaran Sungai Arut agar tidak berenang di sungai supaya tidak ada hal yang tidak kita inginkan," tegas Bambang.

Bambang melanjutkan, Busu Thamrin akan melakukan ritual selama tiga hari ini supaya buaya tersebut menjauh dari permukiman Sungai Arut Pangkalan Bun.

"Tapi kalau muncul lagi, apa boleh buat, kita akan amankan," kata Bambang.

Semenjak kemunculan buaya di permukiman bantaran Sungai Arut, aktivitas di sungai tampak sepi. Hampir tidak ada warga yang mandi atau berenang di sungai. Getek penyeberangan juga sepi.

Kasatpolair Polres Kobar AKP Wawan Ariananda setiap pukul 06.30 WIB pagi berkeliling di bantaran Sungai Arut Pangkalan Bun untuk mengimbau kepada masyarakat bantaran tidak mandi dan berenang di sungai.

Sementara itu Polhut Team Rescue BKSDA SKW II Pangkalan Bun Muda Yulivan telah mempersiapkan perangkap buaya dengan teknik dipancing menggunakan umpan. Setelah moncong buaya terikat, petugas akan menggiringnya ke darat.

"Nanti kalau misalnya lewat tiga hari masih ada, terpaksa kita amankan, akan kita translokasi ke SM Lamandau dan kalau tidak memungkinkan kita pindahkan ke Bukit Tengkiling di Palangka Raya," pungkas Yulivan. (jok/yit)


BACA JUGA

Rabu, 05 November 2025 12:40

Fraksi Gerindra Soroti Infrastruktur Jalan dan Drainase di Kobar

PANGKALAN BUN – Fraksi Partai Gerindra DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat…

Senin, 03 November 2025 16:11

DPRD Kobar Temui Menteri P2MI

PANGKALAN BUN – DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) melakukan konsultasi…

Sabtu, 01 November 2025 17:54

Temui Menteri P2MI, DPRD Bahas Perluasan Peluang Kerja Warga Kobar ke Luar Negeri

PANGKALAN BUN – DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) melakukan konsultasi…

Sabtu, 01 November 2025 10:42

Infrastruktur Pedesaan Butuh Perhatian Pemerintah

PANGKALAN BUN – Fraksi Partai Gerindra DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat…

Rabu, 29 Oktober 2025 13:21

DPRD Kobar Dorong Pemkab Perkuat Ketahanan Pangan

PANGKALAN BUN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin…

Senin, 27 Oktober 2025 13:08

Fraksi Golkar Dorong Optimalisasi Pendapatan Daerah dan Evaluasi Bagi Hasil Sawit

PANGKALAN BUN – Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat…

Jumat, 24 Oktober 2025 17:11

Komisi C DPRD Kobar Apresiasi DLH Aktif Tangani Pengelolaan Sampah hingga ke Desa

PANGKALAN BUN – Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)…

Rabu, 22 Oktober 2025 11:06

Fraksi Nasdem dan Gerindra Minta Pemkab Segera Tertibkan Distribusi BBM

PANGKALAN BUN – Antrean panjang kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian…

Senin, 20 Oktober 2025 11:52

Fraksi Gerindra Desak Rehabilitasi Ruang Kelas di SMPN 2 Arsel

PANGKALAN BUN – Fraksi Partai Gerindra DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat…

Jumat, 17 Oktober 2025 11:52

Fraksi PAN-PKS Minta Pemkab Kobar Serius Tangani Anak Putus Sekolah

PANGKALAN BUN – Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers