SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Kamis, 05 Januari 2017 16:42
Video Wawancara Anak Dayak Ini Bikin Ngakak, Tapi..
CUPLIKAN VIDEO : Wawancara dengan bocah berbahasa dayak ini bikin ngakak.(youtube)

SAMPIT- Sebuah video yang diunggah di youtube membuat heboh pengguna media sosial di Kota Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Video yang menampilkan wawancara dengan salah seorang bocah berbahasa Dayak Ngaju itu, kini menjadi buah bibir. Di dalam video tersebut bocah yang tidak diketahui namanya ini tampak diwawancarai seseorang. Menariknya, hampir sepanjang video anak tersebut berbahasa dayak dengan logatnya yang kental.

Dia menceritakan kesusahannya hidup di pedalaman Kalimantan. Sebagai bocah yang hidup sebatang kara dia harus bekerja keras membanting tulang dengan berkebun. Kesehariannya dia berkebun di tanah milik orang yang sempit. Menyedihkannya, tak jarang hasil bumi yang dia tanam justru malah dinikmati orang lain. Sungguh ironis, di tengah maraknya pembukaan lahan dan perusahaan yang buka di daerah, nyatanya tak memberi dampak bagus terhadap penghidupannya.


BERIKUT VIDEO LENGKAPNYA..

 
Belum diketahui, di mana lokasi video itu diambil, dan siapa identitas anak tersebut. Namun yang jelas video ini menjadi bahan perbincangan dan ramai dibagikan via media sosial. Di balik logat dayak yang kental, anak ini menyelipkan keresahannya sebagai warga lokal yang kini nasibnya tidak semakin baik justru semakin susah. Mungkin, sosok bocah ini hanya satu dari perwakilan masyarakat pedalaman yang kini sedang berjuang memperbaiki perekonomian keluarganya.(oes)

 

 

 

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers