PALANGKA RAYA – Kecelakaan maut terjadi di Jalan Tjilik Riwut km 4 Palangka Raya. Mobil yang dikemudikan Hartoni, Kepala Dinas Pendidikan Katingan, menghantam kios bahan bakar minyak (BBM) dan gas elpiji hingga terbakar, Kamis (12/1). Selain menghanguskan tiga toko sekaligus, api juga diduga melumat satu orang hidup-hidup di dalam mobil.
Kecelakaan maut ini terekam CCTV (closed circuit television) sebuah kantor yang berada di depan tempat kejadian perkara. Rekaman CCTV tersebut diunggah di akun facebook Famasro Rukiat Defri,( kilk di sini untuk tautannya). Dalam video menunjukan bahwa situasi lalu lintas di kawasan tersebut sepi. Mobil yang kecelakaan terlihat melaju dan di menit ke 38 detik 26 dari rekaman CCTV kecelakaan maut terjadi, ditandai dengan ledakan yang mengakibatkan api besar.
Meski identitas jenazah yang terpanggang belum diketahui, namun dugaan mengarah bahwa jasad itu Hartoni. Aparat kepolisian masih menyelidiki kecelakaan itu, termasuk melakukan tes DNA untuk mengetahui identitas jenazah. Sejumlah saksi juga dimintai keterangan.
Informasi kepolisian menyebutkan, kejadian itu bermula katika mobil dengan nomor polisi KH 1700 NW yang dikemudikan Hartoni melaju dari arah Kasongan menuju Palangka Raya. Di mobil itu dia bersama Arif, sopirnya. Keduanya bertukar posisi di tengah perjalanan karena Arif mengantuk.
Saat melintas di Jalan Tjilik Riwut km 4, tiba-tiba mobil oleng dan menabrak tiang telepon di bahu jalan. Hartoni kemudian banting stir ke kiri, hingga akhirnya menabrak kios bensin.
Diduga bensin langsung berhamburan dan hantaman memicu percikan api, yang langsung membakar tiga toko yang terbuat dari kayu. Arif dan Hartoni disebut-sebut sempat keluar dari mobil. Dua unit mobil, termasuk yang dikemudikan Hartoni ikut hangus.
Tiga toko yang terbakar, antara lain Toko Junai, menjual sembako, tabung gas, serta bensin. Kemudian, Warung Arpani (mama Herman) menjual nasi kuning; dan toko Nasrullah alias bapak Eva yang menjual sembako, tabung gas, bensin, dan jasa fotocopi. Total kerugian materil dari kecelakaan itu belum bisa ditaksir.
Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli mengatakan, pihaknya sudah meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk para pemilik toko yang terbakar.
Kasat Lantas Polres Palangka Raya AKP Cristian Maruli Tua Siregar belum berani memastikan jenazah yang terbakar adalah Hartoni. ”Wajahnya hancur. Jenazah hangus, tangan dan kaki habis, tapi engkel masih ada. Saya belum berani mengatakan itu beliau (Hartoni, Red)," ujarnya.
Jenazah disimpan di ruang jenazah. Beberapa sampel dikirim ke Jakarta untuk diperiksa. ”Kita akan selesaikan secara tuntas terkait hal ini,” tegasnya.
Dokter Forensik dan Medikolegal Ricka Brillianty Spkf mengatakan, meski identitas almarhum belum bisa dikenali, jenazah itu dipastikan lelaki dewasa. Itu terlihat dari struktur badan dan lainnya.
”Gigi hancur dan wajah hancur, tapi itu benar lelaki dewasa, karena tangan agak panjang. Namun, belum tahu apakah itu beliau (Hartoni, Red) atau bukan. Tiga anak Hartoni sudah diambil darah untuk tes DNA," ujarnya.
Menurutnya, jenazah akan tetap berada di kamar mayat hingga surat rekomendasi dari laboratorium keluar secara resmi. Hal ini agar tidak ada lagi pertanyaan di kemudian hari terkait kematian almarhum.
”Dua sampai tiga minggu jenazah didinginkan dan baru keluar setelah ada hasil resmi,” pungkasnya.
Pantauan Radar Palangka Raya puluhan kerabat dan rekan kerja Hartoni terlihat di kamar jenazah. Para petugas di TKP melakukan olah kejadian perkara. Beberapa barang bukti diamankan, termasuk satu unit mobil. Kasus itu masih dalam penyelidikan kepolisian. (daq/ign)
