PANGKALAN BANTENG – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kobar meningkatkan kewaspadaan pada potensi penyebaran penyakit flu burung setelah adanya temuan ratusan unggas yang mati di Kabupaten Kapuas. Unggas yang masuk diperiksa ketat untuk memastikan bebas dari penyakit tersebut.
Kewaspadaan utamanya dilakukan melalui kantor check point pemeriksaan hewan yang di beberapa titik jalur keluar masuknya unggas dan hasil produknya. Kepala Kantor check point Amin Jaya Kecamatan Pangkalan Banteng Imron mengatakan, kewaspadaan terhadap masuknya unggas berpenyakit sebenarnya sudah menjadi standard operasi kantornya. Namun, dengan adanya kejadian temuan unggas yang mati mendadak, maka pengawasan ekstra harus dilakukan.
"Standard tugas kami sudah ditentukan dan tiap hari memang harus waspada, karena wilayah kita ini pintu masuk dari luar Kobar," katanya.
Menurutnya, apabila dalam pemeriksaan langsung ditemukan adanya unggas yang sakit atau bahkan mati, akan langsung diturunkan dan dipisahkan dari unggas yang sehat. ”Pemeriksaannya dari yang tampak saja. Kalau terlihat ada yang mati atau tanda-tanda sakit, kita keluarkan dan musnahkan," ujarnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Kobar Haryo Prabowo mengatakan, peningkatan kewaspadaan tidak hanya harus dilakukan petugas kesehatan hewan, namun masyarakat juga diminta aktif untuk menangani temuan dugaan flu burung di lingkungan mereka.
"Masyarakat juga harus waspada. Kalau ditemukan ayam atau jenis unggas lainnnya sakit dan mati mendadak, harus segera dimusnahkan," katanya.
Pemusnahan bisa dilakukan dengan dikubur atau dibakar. Kemudian, pembersihan kandang atau seputar wilayah tempat unggas itu berkeliaran juga harus segera dilakukan.
"Bisa dikubur atau dibakar. Kalau satu atau dua ekor bisa dilakukan masyarakat sendiri, tapi kalau sudah banyak, lebih baik melapor ke petugas Dinas Peternakan. Nanti kita akan langsung turun," katanya.
Tindak lanjut laporan itu bukan hanya untuk melakukan pembersihan lokasi matinya unggas, namun juga melakukan upaya tindakan pencegahan berupa penyemprotan desinfektan.
”Kita ini kan masih dipasok unggas, terutama ayam potong dari luar. Jadi, potensi masuknya penyakit itu juga cukup tinggi," katanya.
Check point pemeriksaan hewan, kata Haryo, tidak hanya memeriksa hewan yang masuk, namun juga memeriksa hewan yang keluar. Hewan ternak yang akan ke luar wilayah Kobar juga harus dipastikan kesehatannya.
”Yang akan keluar juga diperiksa untuk memastikan kesehatannya. Jangan sampai Kobar menjadi pengirim hewan berpenyakit keluar wilayah. Pemeriksaanya juga gratis. Jadi, setiap angkutan hewan yang melintas di check point sebaiknya berhenti untuk diperiksa," tegasnya. (sla/ign)