SAMPIT - Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur (Kotim), Ida Laila mendukung dan mendorong masyarakat Kotim agar membudidayakan cabai. Dari sisi harga, komoditas ini sangat menjanjikan sebagai peluang usaha.
“Belajar dari harga cabai yang terus meningkat, sejatinya bisa jadi pemicu petani kita untuk membudidayakan. Fenomena naik harga ini bukan hanya sekali ini saja, karena itu saya mendukung apabila pemerintah memprogramkan pemberdayaan petani cabai ini,” kata Ida Laila kepada Radar Sampit, kemarin.
Struktur tanah di Kotim cocok untuk pengembangan cabai. Tidak hanya tanah padat, tanah gambut pun pas ditanami komoditas ini. Namun, selama ini paradigma yang terjadi di masyarakat belum menyentuh kepada peluang ekonomi budidaya cabai.
“Selama ini masyarakat kita selalu bergantung kepada satu komoditas saja, misalnya kelapa sawit, rotan ataupun karet. Masyarakat tidak mau mencoba terobosan baru untuk mengelola dan membudidayakan bawang merah ataupun cabai, “ terangnya.
Menurutnya, ketergantungan pasokan cabai dari luar daerah harus dihentikan. Instansi terkait diharapkan punya formulasi untuk membudidayakan hamparan lahan kosong di Kotim melalui program kelompok tani.
Kelompok itu dibentuk dan diarahkan untuk mengelola komoditas seperti cabai, dengan harapan ketergantungan pada distribusi cabai dari daerah lain dapat teratasi, apalagi harga cabai semakin mahal.
Sebelumnya, dari data Pemkab Kotim, jumlah penduduk saat ini 405.700 jiwa. Itu artinya kebutuhan akan cabai per bulan sekitar 7 ton. Sedangkan pada 2015 sekitar 500 ton saja dan pada 2016 sebanyak 700 ton yang dibutuhkan.
"Pada tahun 2015 tanaman cabai kita seluas 15 hektare, pada tahun 2016 bertambah menjadi 71 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DP3 KP) Kotim, Made Dikantara beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, jika ditinjau dari aspek luasan wilayah dan jumlah penduduk. Kotim merupakan daerah yang cukup potensial untuk didorong menjadi penghasil cabai di Kalteng.
Dengan begitu, dia berharap ke depan Kotim menjadi penghasil cabai terbesar di Bumi Tambun Bungai. Bukan hanya untuk kebutuhan masyarakat Kotim, tetapi juga bisa didistribusikan ke daerah-daerah lain di Kalteng. (ang/fm)