KASONGAN – Seorang anggota polisi yang bertugas di Desa Tumbang Hiran, Kecamatan Marikit, Kabupaten Katingan, diduga melakukan perbuatan tak senonoh. Anggota dengan inisial JF ini, digerebek warga karena disinyalir berbuat mesum. Namun, kabar itu langsung dibantah kapolsek setempat.
Informasi yang diperoleh Radar Sampit dari warga Desa Tumbang Hiran, Pendi, membenarkan penggerebekan yang terjadi Jumat (24/3) malam itu. Menurutnya, JF yang berpangkat brigadir polisi itu, sempat dihajar bersama temannya, Jd.
”Warga yang geram menghajar oknum anggota polsek itu. Saat ketahuan, kedua gadis itu sepertinya disuruh tidak mengakui apa yang telah terjadi di rumah tersebut," katanya, Minggu (26/3).
Pendi mengungkapkan, malam itu, ada sebuah mobil menjemput kedua remaja putri tersebut. Warga yang merasa curiga kemudian menguntitnya. Mobil itu ternyata berhenti di rumah warga yang ditinggal penghuninya kerja. Setelah sampai, lampu rumah warga itu dimatikan.
Warga yang merasa curiga kemudian mengetuk lalu mendobrak pintu. ”Melihat warga yang ramai, kedua gadis langsung kabur ke dapur, tapi tidak sempat," katanya, seraya mengaku remaja putri yang dibawa JF dan Jd merupakan keponakannya dan kelas 3 SMP.
Menurutnya, warga kemudian menghakimi FJ dan Jd dengan bogem mentah. Keduanya tidak melawan dan tidak bisa menjawab saat ditanya warga. Selanjutnya, mereka dibawa ke Polsek Marikit.
Sementara itu, Kapolsek Marikit Iptu Agus Jumeno menjelaskan, salah seorang remaja, Ev, merupakan pacarnya Jd. Dia ingin bertemu dengan Jd dan membawa temannya. Mereka kemudian bertemu di rumah paman JF.
Agus menuturkan, JF yang sudah berkeluarga, sebenarnya tidak mengenal atau memiliki hubungan dengan kedua perempuan tersebut. ”Memang di rumah itu cuma ada mereka berempat. Sampai jam 10 malam. Rumah diketuk orang, mereka disuruh keluar. Sempat ribut sampai JF mau dipukul, tapi tidak jadi karena dilerai masyarakat. Yang melakukan itu keluarga atau pamannya si perempuan itu juga," jelasnya.
Keempatnya kemudian dibawa ke Polsek Marikit untuk dimintai keterangan. Atas kejadian tersebut, dari pihak keluarga perempuan tidak menuntut apapun terhadap JF. Sebab, merasa tidak melakukan kesalahan.
”Kita sudah tanyakan kepada kedua perempuan itu, mereka mengaku tidak ada minum miras, bahkan tidak berbuat mesum. Malam itu si JF dan Jd malah sedang masak di dapur. Mungkin karena terlalu malam, makanya digedor orang," katanya.
Menurut Agus, penggedoran rumah seperti itu kerap dilakukan warga apabila ada pasangan bukan suami istri berada di dalam rumah hingga larut malam. ”Yang namanya di kampung, kalau ada kejadian seperti itu otomatis langsung ribut," katanya, seraya menambahkan, ada rencana Jd akan dikenakan denda adat. (agg/ign)